Jakarta (ANTARA News) - Setelah beras medium dan premium mampu dicukupi oleh produksi dalam negeri, masih terdapat beberapa jenis beras khusus yang selama ini masih diimpor.

Antara lain tipe beras Japonica, Basmati dan beras dengan indeks glikemik rendah.
Beras Japonica merupakan salah satu tipe beras khusus yang semakin populer di masyarakat, yang dicirikan dengan tekstur nasi yang sangat pulen dan kadar amilosa yang rendah. Beras tipe ini biasa disajikan di rumah makan bernuansa Asia Timur seperti rumah makan Jepang dan Korea yang semakin menjamur di tanah air.

Hal ini menjadikan volume impor beras khusus terutama jenis japonica ini semakin tinggi. Sehingga untuk menekan impor beras jenis ini, dibutuhkan terobosan teknologi di dalam negeri yang mampu menghasilkan produk subtitusi beras khusus tersebut.
Badan Litbang Pertanian bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2017 telah berhasil mengembangkan varietas unggul baru padi yang memiliki mutu beras japonica premium dengan nama varietas Tarabas.

Tarabas memiliki keunggulan pada mutu beras yang sangat baik dan memenuhi standar beras japonica premium sehingga dapat menjadi subtitusi impor beras tipe japonica. Varietas ini memiliki kadar amilosa yang rendah (17%) dan tergolong sebagai sticky rice sehingga nasinya dapat disantap dengan menggunakan sumpit.
 
Kelebihan lain dari varietas ini adalah tahan terhadap beberapa ras penyakit blas dan agak tahan penyakit tungro, dua penyakit penting yang sering mengganggu pertanaman padi sawah. Namun demikian varietas ini juga masih memiliki kelemahan khususnya dalam ketahanan terhadap wereng batang coklat dan hawar daun bakteri (kresek), sehingga pengendalian terhadap kedua OPT tersebut di pertanaman varietas Tarabas harus optimal.

Saat ini, Badan Litbang Pertanian terus berupaya untuk memperbaiki ketahanan varietas Tarabas ini dengan menyilangkannya dengan varietas-varietas unggul lain yang lebih tahan wereng batang coklat maupun hawar daun bakteri. Varietas ini rata-rata mampu menghasilkan panen sebanyak 4-5 ton per hektar.

Varietas Tarabas direkomendasikan untuk ditanam di lahan sawah irigasi dataran rendah sampai menengah, di daerah yang bukan endemik wereng batang coklat dan kresek.

Teknologi budidaya yang dianjurkan untuk varietas ini sama dengan varietas unggul padi lainnya dengan berpedoman pada prinsip-prinsip Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) dan Pengendalian Hama Terpadu (PHT).

Karakteristik mutu giling beras varietas Tarabas yang bersifat khusus membutuhkan penanganan pasca panen yang spesifik untuk beras tipe japonica.

Benih sumber varietas Tarabas saat ini sedang diproduksi oleh Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Badan Litbang Pertanian dan diharapkan dapat tersedia dalam jumlah yang memadai pada akhir tahun 2017. (Shr/Ybh)

Pewarta: System
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017