PBB (ANTARA News) - Dewan Keamanan PBB, Jumat (5/1), menggelar perundingan tertutup untuk membahas aksi protes yang terjadi di Iran, saat Rusia dan Amerika Serikat (AS) berselisih tentang apakah dewan PBB tertinggi itu harus mendiskusikan demonstrasi tersebut.

Rusia meminta konsultasi tersebut dan menyerukan pemungutan prosedural untuk mencoba memblokir pertemuan terbuka yang diminta AS terkait isu demonstrasi antipemerintah, yang secara terbuka didudukung oleh Donald Trump.

Saat menuju majelis dewan tersebut, Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley memberikan jempol dan menjawab "ya" ketika ditanya apakah dia sudah mengantongi sembilan suara yang dibutuhkan untuk melanjutkan pertemuan pada Jumat.

Untuk poin agenda baru yang akan didiskusikan di Dewan Keamanan, sedikitnya sembilan dari 15 anggota dewan harus mendukung pelaksanaan pertemuan itu. Hak veto tidak berlaku dalam pemungutan suara.

Rusia menuding AS mencampuri urusan dalam negeri Iran dan bersikeras bahwa protes itu bukanlah masalah yang perlu dibahas Dewan Keamanan, yang menangani ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional.

Total 21 orang tewas dan ratusan lainnya ditangkap sejak 28 Desember saat protes damai menuntut penanganan isu ekonomi berubah menjadi proses melawan rezim, dengan aksi penyerangan terhadap gedung pemerintahan dan kantor polisi, demikian dikutip dari AFP. (kn)




Pewarta: Antara
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018