Solo (ANTARA News) - Kepolisian Resor Kota Surakarta pada Selasa di mapolres mengembalikan belasan paspor kepada para korban kasus penipuan biro umrah PT Utsmaniyah Hannien Tour agar bisa digunakan untuk umrah melalui biro umrah lainnya.

Pada penyerahkan paspor milik jamaah korban penipuan biro umrah Hannien Tour tersebut dilakukan langsung oleh Wakil Kepala Polresta Surakarta AKBP Andhy Rifai dan saksikan oleh Kasat Rekrim Kompol Agus Puryadi.

Menurut Waka Polresta Surakarta AKBP Andhy Rifai ada sebanyak 19 paspor yang diserahkan kepada pemiliknya langsung untuk dapat digunakan baik untuk umrah maupun haji di Tanah Suci dengan biro perjalanan lainnya.

"Pemilik paspor yang mendaftarkan umrah Hannien Tour kantor cabang Surakarta semuanya ada 50 paspor, tetapi baru 19 yang diserahkan langsung kepada pemiliknya," kata Andhy Rifai.

Menurut Andhy paspor yang diserahkan tersebut pemiliknya harus datang sendiri ke Mapolres dengan identitas yang sama. Sebenarnya ada 150 paspor yang ditemukan saat penggeladahan di kantor pusta Hannien Tour di Bogor.

Namun, tim penyidik setelah mengecek menemukan hanya 50 paspor milik korban yang mendaftarkan melalui biro umrah kantor cabang Solo.

Andhy berharap dengan diserahkannya paspor-paspor tersebut dapat dimanfaatkan pemiliknya untuk keperluan lain yang sempat tertunda karena paspor masih disimpan di Hannien Tour.

Menurut dia, menyerahkan paspor tersebut dengan pertimbangan permintaan para korban yang akan bepergian keluar negeri. Namun, mereka tidak dapat karena paspornya ditangan Hannien Tour.

"Paspor ini, kami serahkan sementara, nantinya kalau dibutuhkan untuk keperluan penyelidikan akan diminta lagi," katanya.

Tim Penyidik Polres Kota Surakarta hingga kini masih menelusuri aset-aset milik Biro Umrah PT Utsmaniyah Hannien Tour untuk mengungkap adanya tersangka baru terkait kasus penipuan dana hingga puluhan miliar rupiah.

Isnari Abdul Hasan (27) salah satu korban biro umrah Hannien Tour asal Jebres Solo mengatakan dirinya telah mendaftarkan ke biuro umrah tersebut pada Desember 2016 dengan nilai Rp23 juta, dan akan diberangkatkan Pebruari 2017. Namun, pihak Hannien hingga sekarang hanya janji-janji saja dan belum diberangkatkan.

"Saya dengan menerima paspor ini, tetap akan berangkat umrah, tetapi dengan biro travel lainnya yang dipercaya. Saya tidak terlalu berharap uangnya bisa kembali, karena polisi belum menemukan aset-asetnya yang dimilik Hannien," kata Isnari usai menerima paspornya.

Menurut Kasat Reskrim Polres Kota Surakarta Kompol Agus Puryadi, polisi masih menelusuri aset milik Hannein Tour, ada kemungkinan jumlah tersangka bertambah.

Tim penyidik sedang mendalami dari hasil keterangan para tersangka yakni Direktur Utama Ustmaniyah Hannien Tour, Farid Rosyidin (45), Direktur Keuangan Avianto Boedhy Satya (51), Direktur Operasional Arief R. (50) warga Bogor, dan Direktur Tehnik Ilham H (32) warga Solo untuk mengungkap keberadaan pihak yang diduga ikut terlibat kasus itu.

Pihaknya masih mencari tersangka baru, karena tidak mungkin penipuan kasus biro umrah tersebut hanya melibatkan empat tersangka saja. Jumlah korban saja lebih dari 1.800 orang, dan Hannien Tour juga memiliki 10 kantor cabang di seluruh Indonesia, dan kerugian korban mencapai total sekitar Rp37,8 miliar.


Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018