Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian memacu industri untuk terintegrasi dengan infrastruktur digital, mengingat populasi yang besar generasi muda di Indonesia sebagai potensi dan peluang yang perlu dikembangkan.

“Era ekonomi digital seperti sekarang ini merupakan wujud ekonomi gotong-royong yang sesungguhnya dan konkret,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangannya yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis. 

Ia menyebutkan, lewat pasar dalam jaringan orang-orang berkumpul dengan membawa produk mereka masing-masing sehingga tercapai keuntungan. Dengan terobosan inovasi teknologi digital, biaya intermediasi bisa jadi nol.

Oleh karena itu, sektor manufaktur nasional khususnya skala kecil dan menengah harus dipacu untuk bertransformasi menuju industri "zaman now" yang terintegrasi dengan infrastruktur digital. 

“Hal ini sesuai yang ditegaskan Bapak Presiden Jokowi, bahwa Industry 4.0 atau industri zaman now akan menjadi salah satu faktor pendorong ekonomi,” ujarnya.

Guna mewujudkan tujuan tersebut, Kemenperin telah meluncurkan sistem terpadu melalui e-Smart IKM, sebagai basis data yang terjalin dengan marketplace di Indonesia. 

“Sistem ini dapat meningkatkan akses pasar, akses bahan baku dan memberikan panduan bagi pengambil kebijakan,” tutur Airlangga.

Program e-Smart IKM yang juga telah bekerjasama dengan Bukalapak, hingga tahun 2017 sudah tercatat lebih dari 1730 pelaku IKM yang tergabung dari 23 provinsi. 

Pada tahun ini, workshop e-Smart IKM akan kembali dilaksanakan dengan target peserta sebanyak 4000 pelaku IKM yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. 

Selanjutnya, tahun 2019, jumlah yang terlibat diharapkan mencapai 5000 pelaku IKM. Sehingga pada tahun depan, sudah ada lebih dari 10.000 pelaku IKM yang tergabung di dalam sistem e-Smart IKM. 

“Dalam program ini juga mendorong para pelaku IKM agar melakukan terobosan inovasi, dengan memperbaiki produk, pengembangan desain, serta mengikuti pendidikan dan pelatihan,” imbuhnya.

Menperin pun meminta kepada generasi muda Indonesia harus mampu bergaul dalam bahasa digital. 

“Minimal menguasai tiga hal, yaitu bahasa Inggris, statistik, dan koding. Ini bisa dipelajari dalam enam bulan. Kami yakin, Indonesia siap menjadi solusi dalam digital ekonomi,” tegasnya.

Pada akhir Januari ini, Airlangga akan diundang untuk menjadi pembicara pada World Economic Forum di Davos, Swiss. 

“Saya akan sampaikan mengenai roadmap dan implementasi Industry 4.0 di Indonesia. Selain itu terkait perkembangan ekonomi digital di Indonesia dan kesiapan kita menjadi pemain global zaman now,” ungkapnya.

Menperin memberikan apresiasi kepada Bukalapak yang saat ini memiliki pengguna aktif bulanan mencapai 35 juta dengan jumlah pelapak menyentuh angka 2,2 juta. Artinya, 30 persen warganet di Tanah Air mengakses Bukalapak dalam sebulan.

“New future production di Indonesia ada dua jenis, yaitu e-commerce yang bersifat market to market dan Industry 4.0 yang sifatnya industrial products. Untuk yang kedua, kita punya industri pilot-nya, yaitu industri otomotif, makanan dan minuman, serta elektronik. Kita juga punya kesempatan untuk menjadi champion di Asia, dengan potensi yang kita miliki seperti pasar smartphone dan perguruan tinggi dalam jumlah banyak,” paparnya.

CEO Bukalapak Achmad Zaky menyampaikan, dengan bertepatan memasuki usia ke-8 tahun, Bukalapak telah menempati posisi sebagai unicorn atau startup dengan valuasi mencapai USD1 miliar. 

Bahkan, posisinya diprediksi sebagai unicorn ke-4 di Indonesia dan peringkat tujuh besar di Asean.

Menurutnya, kedepan, Bukalapak ingin terus mendorong IKM di Indonesia untuk naik kelas dan berkontribusi terhadap kemajuan ekonomi nasional. Salah satunya dengan peningkatan layanan yang sama-sama menguntungkan bagi pelapak dan konsumen.

“Bukalapak hendak memenangkan kompetisi di industri marketplace dengan membangun pusat riset dan pengembangan (RnD) di Bandung, yang ditargetkan beroperasi pada pertengahan tahun ini. Sebanyak 200 engineer lokal diharapkan berkarya dan berinovasi di RnD tersebut,” kata Zaky.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018