Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mewarnai suasana rapat paripurna penutupan masa persidangan menjadi santai dan cerita melalui pantun jenaka dalam pidatonya.

"Sebelum melanjutkan pidato ini, ada baiknya sekadar mencairkan suasana dan melembutkan hati, terlebih dahulu saya melantunkan tiga bait pantun," kata Bambang Soesatyo saat menyampaikan pidato penutupan masa persidangan ketiga DPR RI pada rapat paripurna di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu.

Bambang Soesatyo kemudian membacakan pantunnya yakni,

"Di langit Senayan ada pelangi/ Warna warni indah sekali/ Masa sidang berakhir hari ini/ Dapil menunggu pelaksanaan janji ... ".

"Sikut kiri sikut kanan/ Mencari celah tambahan program/ Beta politisi dari Senayan/ Dapilku makmur hatiku tentram/ ... ".

"Kapal berputar menuju ke barat/ Ombak mengalun dibuai angin/ Beta ke dapil menyapa rakyat/ Terpilih kembali siapa yang tak ingin? ... ".

Para anggota DPR RI yang mendengar pantun-pantun tersebut menjadi tersenyum dan tertawa, sehingga suasana rapat paripurna menjadi rileks.

Bamsoet, panggilan akrab Bambang Soesatyo, kemudian menyampaikan kegiatan DPR RI selama masa persidangan ketiga serta seruan agar anggota DPR RI tetap memberikan optimisme kepada rakyat.

Bamsoet menyebut, pada persidangan ketiga meskipun waktunya singkat, tapi DPR RI berhasil menyelesaikan pembahasan perubahan kedua UU No.17 tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, DPRD (MD3), serta menyetujui dua usul inisiatif DPR RI menjadi rancangan undang-undang (RUU).

"DPR juga berkomitmen untuk membantu meningkatkan target penerimaan negara, sehingga revisi UU tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan serta revisi UU Penerimaan Negara Bukan Pajak, dapat segera diselesaikan, paling lambat pada masa persidangan berikutnya," ujarnya.

Bamsoet juga juga menyinggung tugas Pansus Angket KPK, dan mengingatkan KPK, Polri, dan Kejaksaan perlu bekerja sama dengan DPR RI dalam mendukung agenda pemberantasan korupsi.

Bamsoet juga menyinggung soal Pansus Pelindo II, pelaksanaan Pilkada serentak tahun 2018, hingga kejadian luar biasa wabah campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, Papua.

Bamsoet juga melaporkan tugas DPR RI dalam melakukan uji kelayakan dan kepatutan terhadap sejumlah pejabat kenegaraan, termasuk pertimbangan terhadap pengangkatan 10 calon Duta Besar.

Politisi Partai Golkar ini juga melaporkan upaya mewujudkan DPR RI sebagai parlemen modern dengan meresmikan pusat pelayanan terpadu pengaduan masyarakat melalui aplikasi "DPR-Now" menuju "DPR dalam Genggaman Rakyat" dan layanan e-LHKPN.

"DPR terbuka pada kritik. Di era keterbukaan saat ini, DPR tidak boleh menutup mata atas kritik yang disampaikan oleh masyarakat," katanya.

Menuruup pidatonya, Bamsoet kembali membacakan pantun.

"Pilih suami yang baik hati/ Jangan tertipu janji berbunga/ Jadi politisi pilihan hati/ Kalau jodoh tak akan ke mana ... ".

"Dia tersenyum hatiku berseri/ Lambaian mata aduh indahnya/ Mari kawan satukan hati/ Maju bersama rakyat sejahtera...".

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018