Yogyakarta (ANTARA News) - Para peneliti dari Indonesia dan Australia yang tergabung dalam Murdoch Childrens's Reseacrch Institute berhasil mengembangkan vaksin rotavirus RV3-BB yang memberikan perlindungan lebih awal pada bayi dan anak kecil dari diare yang disebabkan rotavirus.

"Diare yang disebabkan rotavirus banyak menyebabkan kematian dan selama ini tidak ada obatnya, sehingga diperlukan vaksin," kata Ketua regional penelitian gastroentrologi anak-anak dan penelitian rotavirus di Indonesia, Prof Yati Soenarto, di Fakultas Kedokteran UGM, Kamis.

Menurut dia, rotavirus merupakan virus yang menyebabkan diare, muntah, dan dehidrasi terutama pada bayi dan anak kecil. Virus itu menjadi penyebab utama dari diare berat pada anak di bawah usia lima tahun di seluruh dunia.

Berdasarkan hasil surveilans yang dilakukan di Indonesia, menurut dia, telah menunjukkan bahwa rotavirus merupakan penyebab infeksi paling besar dari kasus diare yang harus dirawat di rumah sakit pada bayi dan anak di Indonesia.

Rotavirus diperkirakan menyebabkan 100.000 kematian anak, lebih dari 200.000 rawat inap, dan hampir 600.000 rawat jalan ke poliklinik pada anak kecil di Indonesia setiap tahun.

"Dahulu orang mengira bahwa diare selalu disebabkan bakteri padahal bisa disebabkan virus," kata dia.

Soenarto mengatakan keberhasilan dari pengembangan vaksin RV3-BB merupakan pencapaian ilmiah dan kesehatan global yang signifikan setelah lebih dari empat dekade diteliti. Penelitian fase pertama dilakukan di Melburne dan New Zealand, Australia pada 1990-an, dilanjutkan di Indonesia mulai 2013 hingga 2016.

"Tidak mudah menemukan vaksin karena harus hati-hati dan betul-betul aman serta tidak menimbulkan efek samping yang berarti kemudian baru bisa dirilis ke pasar," kata dia.

Peneliti bagian farmakologi, Jarir At Thobari, mengatakan, uji klinik pertama di dunia yang dilaksanakan di Indonesia, vaksin RV3-BB diadministrasikan kepada bayi-bayi pada lima hari pertama usianya.

Studi tersebut melibatkan 25 puskesmas dan rumah sakit dari Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dan Kabupaten Sleman, Derah Istimewa Yogyakarta dengan melibatkan 1.649 bayi hingga usia 18 bulan.

"Tingkat keberhasilannya sangat tinggi lebih besar dari 96 persen mampu melindungi bayi selama tahun pertama dari rotavirus dan 75 persen bayi terlindungi hingga usia 18 bulan," kata dia.

Jarir berharap vaksin rotavirus RV3-BB bisa disuplai untuk anak-anak Indonesia dalam program imunisasi nasional. Menurut dia PT Bio Farma (Persero) akan digandeng sebagai pemegang lisensi untuk mengembangkan dan memproduksi vaksin RV3-BB.

"Kami berharap masyarakat paham vaksin ini bisa untuk mencegah diare untuk anak dengan usia di bawah 2 tahun karena rotavirus," kata dia.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018