Kalau memang sudah mengganggu industri kita, perlu adanya proteksi."
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian menyebut industri keramik dalam negeri prospektif seiring dengan pertumbuhan pasar nasional terus meningkat hingga 15 persen.

“Saat ini konsumsi keramik nasional per kapita sekitar 1,4 meter persegi , sedangkan negara-negara di ASEAN telah mencapai lebih dari 3 meter persegi. Untuk itu, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan mengenai peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN),” kata Airlangga di Jakarta, Kamis.

Hal itu, menurut dia,didukung dengan program pemerintah melalui pembangunan infrastruktur, properti dan perumahan, yang diharapkan dapat pula meningkatkan konsumsi keramik nasional.

Menperin menyatakan, pemerintah terus berupaya untuk melindungi industri keramik dalam negeri agar dapat tumbuh dan berkembang.

Apalagi, ia mengemukakan, saat ini industri keramik nasional tengah menghadapi berbagai tantangan, seperti serbuan produk impor.

“Selain itu, Vietnam mengenakan antidumping lebih dari 40 persen, dan Eropa sampai 60 persen. Tentunya, kami akan melindungi industri keramik dalam negeri. Kalau memang sudah mengganggu industri kita, perlu adanya proteksi,” papar Airlangga.

Selanjutnya, ia menilai, masih tingginya harga gas dan turunnya bea masuk ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA), yang semula 20 persen menjadi 5 persen, turut berdampak terhadap daya saing industri keramik nasional dalam menghadapi pasar global yang semakin ketat.

Baca juga: Keramika 2018 pamerkan produk unggulan keramik

Namun demikian, Menperin optimistis, industri keramik nasional akan mampu kompetitif karena didukung dengan ketersediaan sumber daya manusia yang kompeten serta jumlah bahan baku yang cukup banyak dan tersebar di wilayah Indonesia.

Dalam hal ini, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen menjalankan hilirisasi industri agar membawa efek berantai terhadap perekonomian nasional.

Kemenperin mencatat, terdapat 58 perusahaan ubin keramik dengan kapasitas terpasang lebih dari 537 juta m² per tahun, dan volume tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara penghasil keramik peringkat ke-6, setelah China, India, Brazil, Spanyol dan Iran.

Untuk kategori industri tableware, Kemenperin mencatat ada 12 perusahaan dengan kapasitas lebih dari 274 juta per tahun.

Selain itu, Indonesia juga memiliki enam perusahaan pada industri saniter yang berproduksi mencapai 5,5 juta per tahun dengan didukung tenaga kerja sebanyak 9.174 orang.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018