Semarang (ANTARA News) - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan kedatangan Duta Kehormatan Unicef David Beckham ke Semarang untuk mengkampanyekan agar "bullying" atau tindak perundungan dihilangkan.

"Beckham tadi bilang. Pertama, dia senang di Semarang, katanya udaranya lebih baik daripada London. Lha pas datang pas mendung juga," katanya, usai bertemu dengan Beckham di Semarang, Rabu.

Kedua, kata Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi, Beckham senang adanya tindakan dari Pemerintah Kota Semarang untuk mengatasi "bullying" karena "bullying" terhadap anak dan perempuan harus dihilangkan.

Legenda sepak bola Inggris yang juga Duta Kehormatan Unicef, David Beckham melanjutkan kunjungannya di Balai Kota Semarang, selepas dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 33 Semarang.

Kunjungan eks-pemain Manchester United (MU) ke SMP Negeri 33 dan Balai Kota Semarang merupakan kunjungannya di hari kedua di Semarang, setelah pada Selasa (27/3) berkunjung ke SMP Negeri 17 Semarang.

Mobil Toyota Alphard bernomor polisi B 1717 UYI yang ditumpangi Beckham tiba di Balai Kota Semarang pukul 10.00 WIB dan langsung masuk ke dalam ruang pertemuan di Balai Kota Semarang.

Beckham yang memakai kaos hitam bertuliskan Unicef melakukan pertemuan tertutup dengan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, didampingi Kapolrestabes Semarang dan Dandim Semarang.

Begitu pertemuan rampung, suami Victoria Beckham, mantan personel Spice Girls itu bersama rombongan Unicef keluar dari pintu samping langsung menuju mobilnya dan langsung meninggalkan Balai Kota Semarang.

Lagi-lagi, para penggemar berat Beckham yang rupanya mengetahui rencana kunjungan idolanya itu ke Balai Kota Semarang tak bisa bertemu dan berfoto, sama seperti di SMP Negeri 33 Semarang.

Hendi menjelaskan kedatangan Beckham bersama rombongan Unicef dan Yayasan Setara adalah untuk membicarakan soal pencegahan "bullying", khususnya terhadap anak dan perempuan.

"Dua sekolah, yakni SMP 17 dan 33 menjadi `pilot project` sekolah antikekerasan terhadap anak, anti-bullying. Dipilihnya dua sekolah itu yang menentukan dari Unicef," kata politikus PDI Perjuangan itu.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018