Kupang (ANTARA News) - Tiga negara yakni Indonesia, Australia dan Republik Demokrat Timor Leste (RDTL) menggelar pertemuan membahas kerja sama dalam bidang peningkatan pariwisata di Labuan Bajo, Manggarai Barat yang berlangsung mulai Rabu (11/4)-Jumat (13/4).

Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Timur Marius Ardu Jelamu saat dihubungi dari Kupang, Rabu mengatakan pertemuan tersebut lanjutan yang sebelumnya pernah dilaksanakan pada 2012 lalu berkaitan dengan segitiga pertumbuhan ekonomi.

"Banyak hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Salah satunya kerja sama peningkatan di bidang pariwisata," katanya.

Ia mengatakan pertemuan tersebut tentu saja akan memberikan dampak akan peningkatan kunjungan wisatawan di Labuan Bajo.

Apalagi saat ini lanjut Marius pangsa pasar terkait kunjungan wisatawan dari Australia sudah terbilang cukup banyak.

"Saat ini secara tidak langsung konektivitas wisatawan Australia ke NTT sudah berjalan dengan baik pascapembukaan rute penerbangan baru Kupang-Dili atau sebaliknya," tambahnya.

Di samping membahas soal masalah pariwisata antar ketiga negara, pertemuan yang akan berlangsung selama tiga hari itu juga akan membahas soal dalam bidang ekonomi, investasi, bisnis, konektivitas darat, laut dan udara, kerja sama dalam bidang komunitas budaya, peternakan, pertanian, pendidikan dan kesehatan serta yang lainnya.

Ia mengatakan, NTT sendiri akan terus mendorong agar dalam pertemuan itu ada pembukaan konektivitas udara, yakni penerbangan dari Darwin (Australia) ke Kupang dan Labuan Bajo.

Sebab menurutnya jika terwujud, hal itu juga akan langsung mendongkrak kunjungan wisatawan asal Australia ke NTT.

NTT sendiri saat ini terus berbenah soal pariwisatanya. Hal ini terbukti dengan berbagai macam promosi dan iklan yang dilakukan dinas pariwisata baik melalui media sosial dan media elektronik dengan tujuan agar pariwisata NTT terus dikenal dunia.

Baca juga: Pulau Sumba unggulan baru pariwisata NTT
Baca juga: Pariwisata jadi kekuatan ekonomi baru NTT

Pewarta: Kornelis Aloysius Ileama Kaha
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018