Jakarta (ANTARA News) - Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian berupaya menstandarkan keahlian para laboran sebagai dasar penting menjaga keandalan sumber daya manusia sehingga menghasilkan akurasi dan rekomendasi pupuk yang tepat.

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Prof. Dr. Dedi Nursyamsi, M.Agr. di Jakarta, Minggu, mengatakan data analisis tanah di setiap daerah menjadi dasar penting untuk rekomendasi pupuk dan data tersebut diperoleh dari kerja para laboran ahli di balik peralatan kimia modern. 

"Lembaga penelitian harus punya sumber daya andal agar data yang dihasilkan akurat," katanya.

Menurut Dedi, salah data akan menyebabkan rekomendasi keliru sehingga usaha tani menjadi boros dan lingkungan terganggu. 

"Kita lakukan bimbingan teknis para laboran untuk menjamin mutu data yang baik," kata Dedi. 

Dedi mengatakan, hasil pertanian sebanyak 40 persen di antaranya ditentukan oleh pemupukan. 

"Artinya peran sumberdaya manusia di laboratorium di tanah air berkontribusi besar bagi pencapaian pembangunan pertanian," kata Dedi.

Dalam tahapannya, ia menambahkan, data dari laboratorium kemudian ditafsirkan oleh peneliti untuk menghasilkan informasi. 

Oleh karena itu, pihaknya menekankan pentingnya upaya standarisasi keahlian para laboran.

Pihaknya pun menyelenggarakan bimbingan standarisasi keahlian laboran yang diikuti 38 peserta dari balai-balai penelitian negeri dan swasta di seluruh Indonesia serta perguruan tinggi yaitu Institut Pertanian Bogor, Universitas Padjdjaran, Universitas Gajah Mada, dan Universitas Andalas. 

Tercatat Badan Litbang Kementan sendiri saat ini mempunyai wakil Badan Pengkajian Teknologi Pertanian di setiap provinsi yang memiliki laboratorium tanah dan pupuk misalnya BPTP Aceh, Sumut, Sumbar, Sumsel, Riau, Bengkulu, Jambi, Sulsel, Kalitim, kalbar, Jateng, Jatim, Yogyakarta.

"Pelatihan ini sangat bermanfaat untuk menyegarkan kembali ilmu analisa (tanah dan pupuk) yang sesuai SOP," kata wakil peserta dari Laboratorium BPTP Yogyakarta, Gunawan. 

Bimbingan teknis yang menyatukan peserta dari lembaga riset negeri dan swasta juga bermanfaat untuk menyamakan standar dan metode.  

"Kami juga update ilmu terbaru untuk alat baru yang sesui ISO 17025," kata Gunawan.
*

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018