Semarang (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berencana memberikan bantuan berkelanjutan untuk keturunan Pahlawan Nasional Raden Ajeng Kartini sebagai bentuk penghormatan pemerintah terhadap jasa-jasa pahlawan emansipasi perempuan itu.

"Nanti selain bantuan pendidikan berupa beasiswa dan tempat tinggal, ada bantuan berkelanjutan yang diserahkan setiap tahun atau pada peringatan Hari Kartini," kata Pelaksana Tugas Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko saat dihubungi melalui telepon dari Semarang, Senin.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bersama Pemerintah Kabupaten Jepara dan satuan kerja perangkat daerah terkait akan segera membentuk tim kecil untuk merancang bantuan berkelanjutan bagi keturunan RA Kartini.

"Jadi ada bantuan tahunan dan ada yang berkelanjutan. Nanti kita rumuskan bersama tim kecil. Apa yang disampaikan bupati harus kita tanggapi dan ditindaklanjuti," katanya di laman resmi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Heru mengatakan pemerintah merencanakan pemberian bantuan berkelanjutan bagi keturunan RA Kartini atas permintaan Bupati Jepara Ahmad Marzuki beberapa waktu lalu mengingat kondisi keluarga sang pahlawan saat ini membutuhkan uluran tangan dari pemerintah.

Dia mengatakan sudah sepatutnya pemerintah membantu keturunan para pahlawan yang telah berjuang demi Bangsa Indonesia.

"Saya ingin menyarankan pada tanggal 21 April kita tidak hanya memperingati hari kelahiran pahlawan emansipasi wanita Indonesia, tapi juga kita menyebut April adalah bulan Kartini untuk menghormati pahlawan kita," ujarnya.

RA Kartini lahir di Mayong, Jepara, tahun 1879. Putri bupati Jepara Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat itu menikah dengan Bupati Rembang RM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat pada 12 November 1903 dan mereka dikaruniai putra semata wayang yang dinamai RM Soesalit Djojoadhiningrat pada 13 September 1904.

RM Soesalit menikah dengan Siti Loewijah dan dikaruniai seorang putra bernama Boedi Setyo Soesalit, cucu tunggal RA Kartini yang menikah dengan Sri Bidjatini dan dikaruniai lima anak, yakni Kartini, Kartono, Rukmini, Samimum, dan Rachmat.

Setelah Boedi Soesalit meninggal dunia, Sri Bidjatini bersama lima anaknya hidup dalam keprihatinan menurut pernyataan Bupati Jepara  Ahmad Marzuki dalam siaran di laman resmi pemerintah provinsi. Hanya Kartini sebagai cicit tertua yang kondisi ekonominya lumayan.

"Hanya yang pertama yang lumayan, sedangkan Kartono mengojek, demikian pula Samimun juga jadi tukang ojek. Sementara Rukmini telah ditinggal suaminya yang bunuh diri akibat terlilit ekonomi, dan Racmat yang menderita autis sudah meninggal," kata Ahmad Marzuki saat memberi sambutan pada Resepsi Peringatan Hari Kartini ke-39 Tahun di Pendapa Kabupaten Jepara, Sabtu (21/4).

Cucu menantu dan cicit RA Kartini tidak ada yang bermukim di Kabupaten Jepara. Mereka menempati rumah bantuan pemerintah di Parung, Kabupaten Bogor. Namun mereka terpaksa harus meninggalkan rumah bantuan itu karena ada pihak yang menilai mereka tidak berhak lagi menempatinya setelah cucu RA Kartini tiada.

Baca juga: Menlu: buat saya Kartini adalah inspirasi
 

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018