Kabul (ANTARA News) – Jurnalis Afghanistan yang tewas, Kamis (3/5), dikenang dalam Hari Kebebasan Pers Sedunia, beberapa hari setelah serangan paling mematikan terhadap media negara itu, sejak jatuhnya Taliban pada 2001.

Sepuluh jurnalis, termasuk kepala fotografer Agence France-Presse (AFP) Shah Marai, tewas dalam serangan pada Senin, menggarisbawahi bahaya yang dihadapi oleh media saat negara yang dilanda perang itu semakin dibelit oleh aksi kekerasan.

"Jurnalis Afghanistan termasuk di antara yang paling berani di dunia," ujar Omar Waraich, wakil direktur Amnesty International untuk Asia Selatan.

"Bekerja dalam kondisi yang paling sulit, mereka menghadapi ancaman, intimidasi dan aksi kekerasan hanya karena melaksanakan pekerjaan mereka."

Ledakan bunuh diri ganda di Kabul pada Senin menewaskan 25 orang termasuk Marai dan delapan jurnalis lain, sementara wartawan BBC tewas dalam serangan terpisah di Provinsi Khost timur.

Pekerja media dari Tolo News, 1TV, Radio Free Europe dan Mashal TV juga termasuk di antara korban tewas.

Serangan mematikan telah mengguncang komunitas jurnalis Afghanistan. Banyak di antaranya adalah teman dekat serta rekan yang saling menjaga satu sama lain saat mereka bekerja di lingkungan yang semakin tidak bersahabat, demikian AFP.

Baca juga: Dua wartawati ditembak di Afghanistan

Penerjemah: Monalisa
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018