Shanghai (ANTARA News) - China akan memperbanyak impor produk komponen elektronik dari Indonesia untuk mengisi kekosongan impor dari Amerika Serikat pada saat kedua negara ekonomi terbesar di dunia tersebut masih terlibat perang dagang.

"Produk komponen elektronik kita sangat kuat di sini. Potensinya cukup besar. Ini yang bisa kita perbanyak ekspornya," kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun di Shanghai, Sabtu.

Dubes Djauhari Oratmangun menyebutkan bahwa nilai impor komponen elektronik China dari Indonesia sampai saat ini mencapai empat miliar dolar AS.

Nilai itu sama dengan impor biodiesel namun di atas impor perangkat rumah tangga, kayu, dan kayu olahan yang hanya mencapai angka tiga miliar dolar AS.

"Meningkatnya ekspor kita ini bisa menekan defisit perdagangan kita dengan China dari 25 miliar dolar AS menjadi hanya lima miliar dolar AS pada tahun lalu," ujarnya sebelum terbang ke Jakarta untuk ikut menerima kunjungan kenegaraan Perdana Menteri China Li Keqiang di Indonesia atas undangan Presiden Joko Widodo.

Volume perdagangan Indonesia-China, sebut Dubes, saat ini telah mencapai angka 65 miliar dolar AS dan dia yakin angka tersebut akan terus meningkat.

"Mereka juga baru memberikan kesempatan kepada kita untuk mengekspor buah tropis seperti manggis, nanas, dan durian, selain juga sarang burung walet," kata Djauhari yang baru 13 hari bertugas sebagai Dubes RI berkuasa penuh untuk China merangkap Mongolia berkedudukan di Beijing itu.

Sementara itu PM Li Keqiang akan melakukan kunjungan kenegaraan di Indonesia pada 6-8 Mei 2018.

Dalam kunjungan itu, PM Li dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo, Minggu (6/5).

Baca juga: China harapkan Indonesia turut tentang proteksionisme perdagangan

Baca juga: Indonesia-China teken kerja sama Jalur Sutera 23,3 miliar dolar

 

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018