Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengatakan, profesi petani sangat penting karena akan menentukan masa depan dan kelangsungan seluruh bangsa sebagaimana pangan merupakan kebutuhan dasar manusia.

"Sudah sering saya sampaikan bahwa urusan pangan adalah urusan masa depan. Masa depan dunia dan masa depan negara. Manusia bisa pergi, silakan ke Bulan, silakan ke planet, robot-robot makin canggih diciptakan silakan. Tapi yang namanya kebutuhan pangan tidak mungkin tergantikan," kata Jokowi, di Istana Negara, Kamis.

Pada kesempatan itu dia meresmikan Pembukaan Asian Agriculture & Food Forum (ASAFF) 2018 yang dihadiri oleh ratusan petani dan anggota Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), organisasi yang dipimpin Moeldoko.

Jokowi mengatakan, pangan akan terus menjadi kebutuhan dasar manusia sehingga artinya, petani akan terus jadi profesi yang sangat strategis dan sangat mulia. 

"Dan profesi petani akan turut menentukan masa depan sebuah negara, menentukan kelangsungan sebuah bangsa," katanya. Oleh karena itu, pemerintah menaruh perhatian yang besar pada kehidupan dan kesejahteraan petani. 
"Sebab apabila petani sejahtera, Insya Allah ketenteraman bangsa akan terus terjaga," katanya.

Ia juga berpesan agar petani jangan sampai berjalan sendiri-sendiri. "Buatlah kelompok yang namanya kelompok tani, Gapoktan. Tapi itu belum cukup. Untuk jadi kekuatan besar, buatlah kelompok yang lebih besar lagi. Kelompok besar petani, kelompok besar Poktan, kelompok besar Gapoktan yang sering saya sampaikan yang namanya korporasi petani," katanya.

Menurut dia, harus ada korporasi Gapoktan, korporasi Poktan dan harus ada korporasi petani dalam jumlah besar 
"Sehingga ada skala ekonomisnya. Kalau swasta besar bisa, saya meyakini petani juga bisa," katanya.

Keyakinan itulah yang selalu Jokowi sampaikan dan ia tidak ingin lagi petani Indonesia terjebak pada rutinitas, urusan pupuk, urusan benih, sebagaimana berpuluh-puluh tahun terjadi.

Ia juga menekankan pentingnya pengelolaan pertanian yang harus profesional. 

"Orang ngerti urusan produksi, tapi orang harus memberi urusan pemasaran. Karena keuntungan terbesar, sekali lagi, bukan saat kita menanam atau panen. Tapi keuntungan terbesar pasca panennya," katanya.

Ia juga menyempatkan untuk berdialog dengan beberapa perwakilan petani yang hadir di antaranya petani lengkeng, petani cabai, petani lada, dan petani kopi.

Hadir pada kesempatan itu Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, dan Menteri Pertanian, Andy Amran Sulaiman, Menteri Koordinator bidang Maritim, Luhut Panjaitan, Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, dan Staf Khusus Presiden, Johan Budi.

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018