Malang (ANTARA News) - Salah seorang dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Elfi Anis Saati, yang didukung Fakultas Pertanian Peternakan (FPP), mengembangkan minuman sehat berantioksi dan berbahan baku sari bunga mawar merah.

"Mawar dipakai produk organik yang dipasok dari Bangil, Pasuruan dan Nganjuk. Kalau bunga nonorganik atau bunga untuk hiasan tidak bisa karena mengandung zat kimia," katanya di Malang, Sabtu.

Minuman sehat antioksidan yang diberi merek dagang "Elviza" itu tanpa pengawet, tanpa pewarna makanan atau minuman, tidak menggunakan gula sintetis, tetapi gula alami, menggunakan sari dan aroma mawar merah asli tanpa essence, ada sensasi rasa madu, serta minim tambahan bahan kimia jika dibandingkan dengan produk sari minuman lainnya.

Antioksidan dari bunga mawar merupakan zat yang berfungsi melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Hasil penelitian yang dilakukan Elfi bersama timnya menunjukkan antioksidan ternyata banyak ditemukan pada "Anthocyanin/pigmen (warna alami).

Sedangkan radikal bebas merupakan molekul (asap kendaraan, asap rokok, polusi udara, dan lainnya), sangat reaktif damn dapat merusak bio molekul penting di dalam sel-sel tubuh, sehingga apat menyebabkan kanker.

Sementara kandungan antioksidan dalam bunga mawar merah lokal adalah Antosianin, vitamin C, minyak atsiri, zink, dan asam tartat.

"Antioksidan yang ada dalam kelopak mawar merah lebih tinggi 100 kali dari vitamin C. Manfaat atau khasiat minuman Elviza ini mampu meningkatkan daya tahan tubuh dari dampak radikal bebas, seperti kanker, mencegah kerusakan hati dan ginjal, serta mencegah penuaan dini," lanjutnya.

Ia menjelaskan untuk satu resep antara 80 hingga 100 kuntum bunga mawar merah mampu memroduksi 14 dos minuman sehat setiap dos berisi 42 cup) yang sudah dipasarkan ke sejumlah daerah, selain ntuk konsumsi lokal Malang.

Mengenai teknis pembuatannya, Elfi mengatakan menggunakan metode Maserasi, yakni perbusan pada suhu tertentu. Setelah mendidih, suhu diturunkan menjadi 80 derajat. Selanjutnya, kuntum mawar merah lokal ditaburkan. Mawar tersebut menghasilkan glikosida.

Setelah itu, ditambah gula agar mampu mengikat. "Gulanya tidak terlalu banyak hanya sekitar 10-12 persen. Untuk menajamkan rasa ditabah asam sitrat secukupnya," tuturnya.

Hanya saja, lanjutnya produksi Elviza saat ini masih belum banyak nya(tergantung pesanan), karena yang menangani an mengerjakan masih mahasiswa. "Ke depan kami pasti akan mengembangkan dan memroduksi secara massal dan dijual untuk pasar umum, apalagi produk ini sudah mengantongi hak paten," ujarnya.

Baca juga: Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang cipatakan mesin cuci tanpa listrik

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018