Jakarta (ANTARA News) - Pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan adanya peningkatan kecepatan angin timuran hingga 37 km per jam yang diperkirakan masih berlangsung hingga Minggu, 29 Juli 2018 sehingga masih berpeluang terjadi gelombang tinggi.

"Khususnya di perairan utara Sabang, perairan selatan Pulau Enggano, perairan barat Lampung, perairan selatan Banten, perairan selatan Jawa, perairan selatan Kepulauan Babar sampai Kepulauan Tanimbar, Laut Arafuru dan perairan Yos Sudarso Merauke," kata Kepala bagian Humas BMKG Hary T Tjatmiko di Jakarta, Kamis.

Angin timuran atau Monsun Australia merupakan faktor yang mempengaruhi musim kemarau di Indonesia.

Saat matahari berada di utara equator yaitu pada April, Mei, Juni, Juli, dan Agustus, maka wilayah di sebelah utara equator memiliki tekanan lebih rendah daripada wilayah selatan equator.

Akibat dari peristiwa tersebut, maka angin akan bergerak dari wilayah selatan equator yaitu Australia menuju utara (Asia). Angin ini sering dikenal dengan nama angin Monsun Australia.

Angin timuran itu membawa massa udara yang bersifat kering dan dingin sehingga wilayah di Indonesia mengalami musim kemarau.

Baca juga: Wisatawan pantai diminta waspadai gelombang tinggi

Peningkatan kecepatan angin tersebut juga berpengaruh pada ketinggian gelombang laut sehingga diperkirakan berpeluang terjadi gelombang dengan tinggi 4-6 meter.

Ketinggian gelombang 4-6 meter tersebut berpeluang terjadi di perairan utara Sabang, perairan barat Pulau Simeulue, perairan barat Kepulauan Nias hingga Kepulauan Mentawai, perairan Enggano hingga Bengkulu.

Juga berpeluang terjadi di perairan barat Lampung, Samudera Hindia barat Sumatera, perairan selatan Banten, perairan selatan Jawa, perairan selatan Bali hingga Sumbawa, Selat Bali, Selat Lombok hingga Selat Alas bagian selatan dan Samudera Hindia selatan Jawa hingga NTT.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018