Jenewa  (ANTARA News) - Vaksin baru mungkin tidak akan bisa digunakan untuk menghentikan penyebaran wabah Ebola terbaru di Republik Demokratik Kongo yang telah menjangkiti empat orang, termasuk dua petugas kesehatan, kata seorang pejabat senior Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kamis.

WHO hingga kini belum mengetahui asal virus Ebola terbaru, yang diduga telah menewaskan 20 orang. Kepala departemen penanganan keadaan darurat WHO, Peter Salama, menduga ada tiga kemungkinan asal virus, yaitu Zaire, Sudan, dan Bundibugyo.

Baca juga: Wabah baru Ebola muncul di kawasan timur Kongo

Jika berasa dari Zaire, maka vaksin Merck yang digunakan untuk mengatasi wabah Ebola sebelumnya bisa digunakan. Namun jika bukan, maka situasinya akan sangat rumit "dan kami mungkin tidak bisa menggunakan vaksin", kata dia kepada Reuters di kantor pusat WHO di Jenewa.

"Mayoritas kasus terjadi pada dua pekan terakhir bulan Juli. Saat tim medis memeriksa kembali, mereka menyadari bahwa kasus-kasus itu mirip dengan Ebola yang terjadi pada Mei lalu. Namun masih terlalu dini untuk menyimpulkan," kata Salama.

Pada Mei lalu, Kongo juga menghadapi wabah Ebola di bagian wilayah lain yang berjarak 2.500Km dari tempat penyebaran wabah terbaru.

Para pakar internasional pada Kamis membangun laboratorium di kota Beni, sekitar 30Km dari tempat asal wabah terbaru, kata sejumlah pejabat WHO dan Kongo.

Kongo mulai menyatakan terjadinya wabah pada Rabu, hanya beberapa hari setelah wabah di kawasan lain yang menewaskan 33 orang dinyatakan telah berhasil dikendalikan.

Sebanyak 20 orang kehilangan nyawa di sekitar Mangina, kota padat di Provinsi North Kivu --yang terletak 30Km dari Beni, dan 100Km dari perbatasan Uganda.

Selain itu enam orang lagi juga menunjukkan tanda-tanda demam, dan empat di antaranya telah positif terjangkit Ebola.

Tempat wabah Ebola baru sangat dekat dengan wilayah pergolakan konflik pertanahan dan etnis yang bisa mempersulit upaya pengendalian virus.

Sekitar 1.000 warga sipil tewas kelompok milisi bersenjata dan tentara pemerintah di sekitar kota Beni sejak 2014 lalu. Sementara itu Provinsi North Kivu juga menjadi tuan rumah bagi satu juta pengungsi dalam negeri.

Baca juga: Republik Demokratik Kongo situasinya sangat memprihatinkan

Editing: GM Nur Lintang Muhammad

 

Pewarta: antara
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2018