murid-murid bersabar karena sementara waktu belajar di bawah tenda
Lombok Timur  (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyambangi sejumlah sekolah di Lombok Timur yang rusak terdampak gempa 6,4 Skala Richter (SR) dan 7 SR yang mengguncang Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Saya fokus di sekolah. Sekolah itu yang kita prioritaskan bagaimana supaya proses kegiatan belajar-mengajar cepat berjalan," kata Muhajir saat meninjau SDN 5 Pohgading di Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, NTB, Senin.

Ia meminta agar tenda-tenda darurat untuk ruang kelas segera dipasang dan semua peralatan belajar atau "school kit"  (tas, buku, alat tulis) dan buku pelajaran untuk segera dibagikan.

"Juga `trauma healing`, bantuan untuk therapi para peserta didik," lanjutnya.

Berdasarkan pantauan Antara di lokasi, SDN 5 Pohgading cukup parah mengalami kerusakan akibat gempa yang terjadi di Pulau Lombok. Seluruh ruang kelas (enam ruang kelas) tidak dapat digunakan karena sebagian dinding kelas roboh, begitu pula struktur penyangga bangunan yang terlihat sangat rapuh.

Selanjutnya, ke arah utara, Mendikbud mendatangi SMPN 2 Sambelia dan SDN 1 Obel-obel, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur, yang juga mengalami kerusakan terdampak gempa.

Muhadjir meminta murid tetap semangat untuk belajar. Dirinya juga meminta murid-murid untuk bersabar karena sementara waktu harus belajar di bawah tenda, sebelum akhirnya gedung sekolah bisa direhabilitasi.

Selain mendatangi SDN 5 Pohgading, Mendikbud juga sempat mendatangi SDN 4 Pohgading dan TK Aisyiyah Muhammadiyah Pohgading yang menjadi lokasi pengungsian warga dan sebagian ada mengalami kerusakan akibat gempa.

Baca juga: Mendikbud tidak liburkan sekolah di Lombok
Baca juga: Pemerintah siapkan tenda untuk belajar di Lombok


Berdasarkan catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), korban gempa Lombok hingga Minggu (12/8), tercatat 392 orang meninggal dunia, 1.353 orang luka-luka, 387.067 orang mengungsi, 67.875 unit rumah rusak, 606 sekolah rusak, dan kerusakan lain.

Pewarta: Virna Puspa S
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018