Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah meminta PT North Sumatera Hydro Energy selaku pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru membuat tiga sampai empat jembatan arboreal untuk menghubungkan tiga habitat utama populasi orangutan di ekosistem Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, dan menanam pohon-pohon sumber pakan untuk menjamin kelangsungan hidup satwa dilindungi itu.

Pemerintah menginginkan upaya konservasi berjalan seiring dengan pembangunan PLTA Batang Toru, yang menurut hasil pemantauan berkesinambungan tim Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) aman bagi populasi orangutan.

Dalam siaran pers, Kamis, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK Wiratno berharap pembangunan PLTA Batang Toru hingga selesai dan beroperasi benar-benar tidak berdampak negatif terhadap orangutan. 
 
"PLTA kan butuh hutan yang bagus juga," kata Wiratno.

Dia mengatakan bahwa orangutan memang menjauh dari lokasi pembangunan jalan untuk pengembangan PLTA Batang Toru, tetapi tidak ada dampak fisik terhadap mereka.

"Tidak ada orangutan yang terluka, saya jamin," katanya.

Sampai saat ini, tim pemantauan berkesinambungan bentukan pemerintah telah tiga pekan bekerja di lapangan. Wiratno meminta PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) membentuk tim serupa.

"Mereka bisa belajar dari kami bagaimana melakukan continous monitoring," ujarnya.


Populasi

Dalam pemantauan terakhir, tim pemerintah menemukan beberapa sarang orangutan yang berada sekitar tujuh kilometer dari calon lokasi power house PLTA Batang Toru.

Peneliti Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aek Nauli, Wanda Kuswanda, menyatakan, habitat orangutan tapanuli di kawasan Batang Toru tersebar pada tiga blok terpisah, yakni blok barat, timur, dan selatan.

Luas keseluruhan kawasan Batangtoru mencapai 163,846 hektare. Populasi orangutan terbanyak ada di blok barat, yang mengarah ke Adian Koting, Kabupaten Tapanuli Utara. Berikutnya berada di blok timur, yakni wilayah cagar alam (CA) Sipirok di Tapanuli Selatan, dan yang paling sedikit berada di blok selatan, terutama cagar alam Sibual-buali.

"Berdasarkan penelitian terakhir, kepadatan orangutan di blok selatan ini memang terbilang rendah. Hanya sekitar 0,41 individu per kilometer persegi," kata Wanda, menambahkan di blok lain, kepadatan populasi orangutan bisa mencapai 0,7 hingga 0,8 per individu per kilometer persegi.

Kawasan blok selatan berbatasan dengan APL, lahan perkebunan rakyat yang ditanami pohon karet, petai, dan durian. PLTA Batang Toru, yang sedang dalam proses pembangunan, juga berada di kawasan APL.

Baca juga:
Walhi minta PLTA Batang Toru dibatalkan

Pemerintah minta Amdal PLTA Batang Toru diperbaiki
KLHK perkuat konservasi orangutan di Batang Toru


 

Pewarta: Erafzon Saptiyulda AS
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018