Manado (ANTARA News) - Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Steven Kandouw menyebut Franky Kengkang Kowaas, Petra Mandagi dan Gleen Mononutu, atlet paralayang yang menjadi korban gempa di Kota Palu (Sulawesi Tengah), sebagai pahlawan milenial daerahnya.

"Tidak ada salahnya di tempat ini kita mendeklarasikan Franky, Petra dan Gleen ini adalah pahlawan mlenial Sulut. Selamat jalan sahabatku Kengkang," kata Wakil Gubernur saat menghadiri pemakaman jenazah Franky pada Jumat.

Ia mengaku mengenal Franky sejak kecil.

"Adiknya paling kecil Moudy teman kelas saya, semua saudara-saudaranya saya kenal," kata dia.

"Begitu dekat hubungan pribadi dengan almarhum sehingga satu hal yang sangat menyiksa bagi saya pribadi dan Pemerintah Sulut adalah menanti-nanti kabar dari Jumat sampai Senin dalam suatu kegelisahan yang tiada tara," ia menambahkan.
 
Anggota keluarga menenangkan Bartolomeus Mononutu, Ayah dari Gleen Mononutu saat tiba ruang tunggu VIP Bandara Internasional Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, Selasa (2/10/2018). Sebanyak 179 jiwa dan dua jenazah atlet paralayang asal Sulut yang menjadi korban gempa tiba dengan menumpang pesawat Hercules TNI AU. ANTARA FOTO/Adwit B Pramono/wsj.


Kandouw mengatakan dia memahami perasaan keluarga atlet yang menjadi korban gempa itu. Dan dia yakin semuanya merupakan bagian rencana Tuhan.

"Sebagai orang beriman kita percaya rencana Tuhan pasti indah pada waktunya, manusia berusaha Tuhan yang menentukan " kata Kandouw.

Kandouw berharap keluarga besar Kowaas-Tagah merelakan kepergian anggota keluarga mereka.

"Jadikan ini sebagai cambuk mencari Franky-Franky, Petra-Petra dan Gleen-Gleen yang baru. Bagi keluarga, kalian tidak sendiri karena ada kita teman-teman dan pemerintah, juga ada Tuhan yang tidak membiarkan hamba-hambanya larut dan tidak kuat menanggung cobaan ini," katanya.

Kandouw juga mengatakan bahwa Franky, Petra dan Gleen adalah pahlawan-pahlawan baru yang menginspirasi.

"Pemprov Sulut sangat berhutang budi karena selain atlet yang membawa nama Sulut untuk tahun-tahun terakhir, mereka adalah pionir-pionir, sebab mereka juga menciptakan suatu tujuan destinasi yang baru," katanya.

"Kalau dulu orang cuma mengenal Sulut dengan Bunaken pantai, sekarang di Sulut bahkan di dunia terkenal sebagai destinasi sport tourism, turisme yang berbasis olahraga, dan sudah diakui " ia menambahkan.

Baca juga:
Jenazah atlet paralayang Sulut dievakuasi
Kemenpora janjikan santunan bagi keluarga atlet korban gempa Palu

 

Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018