Jakarta (ANTARA News) - Tim tenis meja Indonesia kelas kursi roda ingin ikut berlaga di Paralimpiade Tokyo 2020 yang merupakan
ajang olahraga tersebesar untuk penyandang disabilitas .

Atlet putra Tatok Hardiyanto di Jakarta, Jumat, mengatakan untuk ikut kualifikasi paralimpiade maka mereka perlu menaikkan peringkat dunianya.

Untuk itu dia bersama rekan-rekannya berencana mengikuti beberapa kejuaran internasional agar meingkatkan rangkingnya.

"Saya, Agus Susanto, Adyos Astan dan Yayang Gunaya memang berencana ingin keliling dunia mengikuti kejuaraan agar peringkatnya naik," kata dia.

Dia mengatakan beberapa tur tersebut ada yang dibiayai oleh permerintah, ada juga yang menggunakan biaya pribadi.

"Jadi selain biaya dari pemerintah kami juga inisiatif menluangkan biaya sendiri sekitar Rp200 juta untuk keliling dunia demi mengejar rangking. Mudah-mudahan bisa tercapai," kata dia.

Sementara itu David Jacobs yang menjadi satu-satunya atlet tenis meja yang pernah mengikuti paralimpiade berharap temannya Komet Akbar bisa ikut kualifikasi paralimpiade.

"Saya sangat ingin Akbar bisa ikut kualifikasi sehingga kami bisa main di nomor beregu," kata dia.

Komet Akbar juga mengalami masalah yang sama dengan rekan-rekannya. Dia juga perlu menaikkan rangking dunianya agar dapat mengukuti kualifikasi paralimpiade.

"Mengejar rangking dunia itu cukup sulit, kita harus konsisten mengikuti turnamen dan harus menang. Kalau kita ketinggalan sedikit saja, rangking kita bisa turun," kata Akbar.

Akbar mengatakan untuk dapat mengikuti kualifikasi paralimpiade minimal atlet berada di rangking 15 besar pada kelasnya masing-masing.

Menurut Akbar dia pernah berada di rangking 15 besar dunia, namun ketika dia rehat dari beberapa turnamen internasional peringkatnya langusung turun.

Kali ini dia kembali bertekad meningkatkan peringkatnya demi mengikuti kualifikasi paralimpiade 2020.

"Selain dari pemerintah, saya juga akan mencari sponsor untuk mengikuti kejuaraan," kata dia.

Salah satu pelatih tensi meja Indonesia Bayu Widhie Hapsara Purba mengatakan atlet Indonesia mempunyai kemampuan untuk berlaga di paralimpiade.

Namun mereka memang perlu meningkatkan peringkat dunia agar dapat mengikuti babak kualifikasi.

"Potensi kita banyak sekitar delapan atlet, seperti David Jacobs, Agus Sutanto, Adyos Astan, Suwarti, Hamidah dan Ana Widyasari, tetapi mereka tentu saja perlu melengkapi beberapa faktor untuk mengikuti kualifikasi paralimpiade seperti peringkat dunia," kata dia. 

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2018