Sekarang, kami mendorong revitalisasi politeknik dengan skema 3-2-1 yakni tiga semester teori, dua semester di dunia industri dan satu semester tugas akhir.
Jakarta (ANTARA News)- Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Jumain Ape mengatakan pendidikan keahlian mendorong lahirnya para inovator.

"Ke depan, pendidikan yang dibutuhkan adalah pendidikan keahlian, yang tidak hanya menghasilkan sekadar ijazah," ujar Jumain dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, pendidikan keahlian tidak hanya menghasilkan ijazah, tetapi juga sertifikat kompetensi. Dia memberi contoh, bagaimana lembaga pendidikan vokasi milik Astra membuat kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan industri.

"Ke depan, keahlian seperti itu yang akan dikembangkan. Kita dorong untuk berinovasi," ujar dia.

Pendidikan juga tidak hanya sekedar pembelajaran, tetapi juga hendaknya mengajarkan kewirausahaan, wirausaha sosial dan juga kepemimpinan.

Hal tersebut, kata dia, telah diajarkan di sejumlah perguruan tinggi di luar negeri. Maka tak heran, banyak lulusan perguruan tinggi yang menjadi para inovator. Untuk itu dia mengharapkan perguruan tinggi di Tanah Air, tidak hanya fokus pada pembelajaran saja.

"Sekarang, kami mendorong revitalisasi politeknik dengan skema 3-2-1 yakni tiga semester teori, dua semester di dunia industri dan satu semester tugas akhir," ujarnya.

Begitu juga untuk perguruan tinggi, pihaknya mendorong agar menjadi perguruan tinggi kelas dunia, yang lebih mengedepankan penelitian.

Kemenristekdikti akan mengadakan Inovator Inovasi Indonesia Expo (I3E) yang akan diselenggarakan di Jogja City Mall, Yogyakarta, 25 hingga 28 Oktober 2018.

Menurut Jumain, ada beberapa alasan mengapa pemerintah harus menjadi katalisator dalam menyokong keberadaan perusahaan pemula, sebagai pelaku bisnis baru yang dinantikan. Sebanyak 95 persen pelaku bisnis di Indonesia adalah usaha rintisan.

Usaha rintisan tersebut telah menyumbang pertumbuhan ekonomi hingga dua persen per tahun.

Kemenristekdikti juga mengembangkan program pengembangan perusahaan pemula berbasis teknologi.

Hingga 2018, pendanaan telah diberikan kepada 923 perusahaan pemula dan calon perusahaan pemula, dengan dana yang diberikan berkisar Rp200 juta hingga Rp500 juta.*

Baca juga: Menengok kesuksesan pendidikan kejuruan di Singapura

Baca juga: Indonesia dorong kerja sama pendidikan vokasi dengan Jepang


 

Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018