Jakarta (ANTARA News) - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan terus memantau perkembangan kecelakaan penerbangan Lion Air JT- 610 Jakarta-Pangkal Pinang yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat.

"Kami ikut berduka cita atas kejadian ini, dan akan terus memantau perkembangan lebih lanjut musibah tersebut," kata Kepala Bagian Pengelolaan Informasi BPK Sri Haryati dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Senin.

Sri Haryati memastikan sebanyak 10 pegawai BPK ikut dalam penerbangan tersebut sesuai dengan informasi sementara yang diperoleh.

Penerbangan yang hilang kontak pada pukul 06.33 WIB ini tidak hanya ditumpangi oleh 10 pegawai BPK, namun  juga 20 pegawai Kementerian Keuangan.
Pesawat type B737-8 Max dengan Nomor Penerbangan JT 610 milik operator Lion Air dari Bandar Udara Soekarno Hatta, Banten, menuju Bandar Udara Depati Amir di Pangkal Pinang dilaporkan telah hilang kontak pada Senin (29/10) sekitar pukul 06.33 WIB.

Kepala Bagian Kerja Sama dan Humas Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub, Sindu Rahayu mengatakan pesawat dengan nomor registrasi PK-LQP dilaporkan terakhir tertangkap radar pada koordinat 05 46.15 S - 107 07.16 E.

Pesawat ini berangkat pada pukul 06.10 WIB dan sesuai jadwal akan tiba di Pangkal Pinang pada Pukul 07.10 WIB.

Pesawat tersebut sempat meminta "return to base" sebelum akhirnya hilang dari radar.

Penerbangan ini membawa 178 penumpang dewasa, satu penumpang anak-anak dan dua bayi dengan dua pilot dan lima flight attendant.

Baca juga: Ratusan nelayan ikut bantu korban pesawat jatuh
Baca juga: Ini daftar 30 ASN korban pesawat Lion Air
Baca juga: RS Polri dirikan posko antemortem Lion Air

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018