Pertanian berkelanjutan, ekonomi kreatif, periklanan, geothermal, dan penanggulangan bencana juga menjadi bidang-bidang yang diunggulkan Selandia Baru, dan bisa dikerjasamakan dengan Indonesia.
Jakarta, (ANTARA news) - Kerja sama Indonesia dan Selandia Baru, khususnya hubungan antarmasyarakat kedua negara, masih perlu dieksplorasi, kata mantan Duta Besar RI untuk Selandia Baru Amris Hassan.

"Banyak area yang bisa dieksplorasi oleh generasi muda, contohnya industri digital karena Selandia Baru sangat terkenal dalam bidang ini," kata Amris dalam acara penunjukan pengurus baru Dewan Persahabatan Indonesia-Selandia Baru di Jakarta, Senin.

Pertanian berkelanjutan, ekonomi kreatif, periklanan, geothermal, dan penanggulangan bencana juga menjadi bidang-bidang yang diunggulkan Selandia Baru, dan bisa dikerjasamakan dengan Indonesia.

Sebagai negara yang sama-sama rentan terdampak bencana karena secara geografis berada di wilayah cincin api, Indonesia banyak belajar mengenai mitigasi bencana dari Selandia Baru.

Indonesia telah "meminjam" standar bangunan tahan gempa Selandia Baru sejak 1975, menjadi salah satu contoh kerja sama yang penting dalam bidang mitigasi bencana.

"Selandia Baru sangat cakap mengelola bencana dengan pengembangan teknologi," kata Amris, yang baru saja menyerahkan keketuaan Dewan Persahabatan Indonesia-Selandia Baru kepada Indradi Soemardjan.

Di bawah kepengurusan yang baru, Amris berharap peran organisasi yang telah terbentuk sejak delapan tahun lalu akan semakin mempererat hubungan dan kerja sama antarmasyarakat Indonesia-Selandia Baru melalui peremajaan visi dan misi, serta anggota yang lebih muda.

"Masih banyak ruang kerja sama yang perlu diisi baik pada tingkat pemerintah maupun nonformal. Organisasi ini bisa menjembatani kekosongan itu," kata dia.

Ketua Dewan Persahabatan Indonesia-Selandia Baru Indradi Soemardjan mengatakan akan bekerja untuk mendorong kerja sama kedua negara dalam berbagai bidang, mulai dari pertanian hingga teknologi.

Bahkan, ia sudah siap menyambut delegasi startup Selandia Baru pekan depan, yang akan mempelajari jalannya bisnis startup di Tanah Air.

"Mereka ingin melihat bagaimana Indonesia mengelola startup kita. Nantinya mereka juga akan mengunjungi kantor Go-Jek," tutur Indradi.

Baca juga: Presiden promosikan ekonomi digital ke Selandia Baru

Indradi adalah eksekutif senior yang aktif dan memiliki hubungan baik dengan komunitas bisnis di ASEAN dan Selandia Baru.

Selain menjabat direktur PT Javanero dan bendahara untuk Sustainable Coffee Platform of Indonesia (SCOPI), ia juga menjadi Dewan Penasihat Global Agrea LEAF dari Filipina, serta Kelompok Penasihat Institut Selandia Baru di Universitas Auckland.

Indradi pernah terpilih sebagai peserta ASEAN Young Business Leader Innitiative (YLBI) pada 2014, sebuah program yang didanai Selandia Baru.

Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia Trevor Matheson memuji kepemimpinan dan kontribusi Amris Hassan selama delapan tahun masa jabatannya sebagai ketua dewan, dan menyambut pengangkatan Indradi Soemardjan untuk melanjutkan peran Amris sebelumnya.

"Penunjukan ketua baru merupakan peluang yang bagus bagi sektor bisnis untuk terlibat lebih dalam," kata Dubes Trevor.

Dewan Persahabatan Indonesia-Selandia Baru telah membantu menjalin kerja sama antara perusahaan swasta dan mempromosikan kepentingan bisnis antara kedua negara.

Baca juga: Indonesia-Selandia Baru kolaborasi di sektor industri makanan dan minuman

Kedutaan Besar Selandia Baru berharap dapat bekerja lebih erat dengan dewan untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi bilateral.

Hubungan bilateral Indonesia-Selandia Baru telah ditingkatkan menjadi kemitraan komprehensif, yang disepakati pada saat kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Wellington dan bertemu dengan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pada Maret 2018. ***3***

Baca juga: Indonesia-Selandia Baru tingkatkan kerja sama kemitraan komprehensif
Baca juga: Misi dagang Selandia Baru catatkan transaksi 9,7 juta dolar AS

 

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018