Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan Cirebon Power mampu mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang ramah terhadap lingkungan dalam proses operasionalnya. 

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar di Jakarta, Jumat, mengapresisi langkah dari Cirebon Power dalam kelestarian lingkungan,  serta raihan penghargaan yang didapatkan oleh Cirebon Power karena pengembangan tersebut. 

"Kita tentunya mendorong pembangkit yang bersih dan ramah lingkungan. Ke depan, pembangkit-pembangkit clean energy akan terus kita bangun," kata Arcandra.

Arcandra yang sempat hadir pada acara IBEA 2018 itu, memastikan pemerintah mendukung penuh upaya membangun pembangkit ramah lingkungan guna menjaga keseimbangan antara menyediakan listrik di seluruh daerah dengan menjaga kelestarian lingkungan.
 
"ASEAN Federation of Engineering Organisations" (AFEO) memberikan penghargaan kategori lingkungan karena Cirebon Power menjadi pelopor penerapan teknologi batubara bersih pada pembangunan PLTU 1x660 MW Cirebon.

Selain itu, perusahaan pembangkit listrik itu juga memenangkan penghargaan khusus perusahan yang peduli pada kelestarian lingkungan atau "The Best Environmentally Concerned Company" pada ajang Indonesia Best Electricity Award 2018 di Jakarta, 15 November 2018 lalu.

Pada ajang itu, Cirebon Power dianggap terbukti berkomitmen tinggi dan sukses menjaga lingkungan sekitar dalam menjalankan pembangkit listriknya. 

Acara Indonesia Best Electricity Award (IBEA) 2018 merupakan ajang apresiasi pada bidang ketenagalistrikan yang digagas Majalah Listrik Indonesia dan Dewan Energi Nasional (DEN).

Baca juga: LPTU Batang atang gunakan teknologi ramah lingkungan Jepang

Sementara itu, Presiden Direktur Cirebon Power Heru Dewanto menjelaskan dua penghargaan tersebut merupakan apresiasi atas kerja keras perusahaan turut melestarikan lingkungan.

"Ini bukti kepedulian kita terhadap lingkungan. Jadi ini pengakuan dari kerja keras kita semua. Seluruh karyawan di Cirebon Power yang bersungguh-sungguh menjalankan values,” ucap Heru.

Heru juga menyatakan Cirebon Power akan terus meningkatkan performa melalui peningkatan kinerja dan standar operasi dalam menjalankan pembangkit listrik.

Sementara itu, pakar kelistrikan Supriadi Legino mendukung perusahaan itu yang telah terbukti menekan emisi hingga jauh di bawah standar nasional.

Supriadi yang menjabat Rektor Sekolah Tinggi Teknik PLN itu menilai Cirebon Power pantas dianggap sebagai pelopor pembangkit listrik tenaga uap ramah lingkungan di Indonesia karena menerapkan teknologi ramah lingkungan.

"PLTU Cirebon Power adalah contoh pembangkit masa depan yang meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan," tutur Supriadi.
Cirebon Power merupakan konsorsium pembangkit listrik pertama yang mengoperasikan PLTU Cirebon berkapasitas 660 MW sejak 2012 dengan menerapka teknologi super critical yang ramah lingkungan dibandingkan PLTU biasa.

Perusahaan itu juga tengah membangun PLTU Cirebon Unit II dengan kapasitas 1.000 MW yang ditargetkan beroperasi pada 2022 dengan menggunakan teknologi yang lebih maju dan bersih yaitu Ultra Super Critical. ***1***

Baca juga: PLTU Cirebon Unit II ditargetkan beroperasi 2020
 

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018