Hingga Sabtu siang jumlah santri yang menjadi korban keracunan mencapai 43 orang, sebanyak 20 orang sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik dan disarankan berobat jalan
Garut, Jabar (ANTARA News) - Sebanyak 43 santri dari Pesantren Al Itihadiiyah, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, diduga menjadi korban keracunan makanan, dan saat ini sebagian korban masih mendapatkan penanganan medis di sejumlah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Garut.

"Semua yang dirawat di sini diberi infus, dan dilakukan observasi terkait panasnya," kata Kepala Perawatan Puskesmas Bayongbong, Abdul Rohman kepada wartawan di Garut, Sabtu.

Ia menuturkan, hingga Sabtu siang jumlah santri yang menjadi korban keracunan mencapai 43 orang, sebanyak 20 orang sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik dan disarankan berobat jalan.

Sedangkan korban keracunan lainnya, kata dia, sebanyak 10 orang mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Bayongbong, sedangkan korban lainnya sebanyak dua orang di Puskesmas Tarogong, dan 14 orang di Puskesmas Cisurupan.

"Ada juga di (Puskesmas) Samarang lima orang, Cikajang dua orang, dan rumah sakit satu orang," katanya.

Ia menyampaikan bahwa korban yang mendapatkan penanganan medis di Puskesmas Bayongbong mengeluhkan sakit yang sama yakni mual, muntah-muntah, bahkan disertai badan panas, batuk dan sakit kepala.

Hasil pemeriksaan sementara, kata dia, korban sebelumnya mengonsumsi jenis makanan yang berbeda-beda, sehingga penyebab keracunan belum dapat dipastikan dari makanan seblak seperti dugaan sebelumnya.

"Saya tanya langsung ke pasien, semua tidak hanya makan seblak, makanannya beda-beda, jadi kami belum tahu penyebab keracunannya," kata Abdul.

Sebelumnya, beberapa santri mengeluhkan sakit serupa yakni mual, pusing dan muntah-muntah, Jumat (16/11) malam, kemudian dibawa ke Puskesmas Bayongbong untuk mendapatkan penanganan medis.

Baca juga: Santri Garut konvoi meriahkan Hari Santri Nasional
Baca juga: Dua santri terseret ombak Pantai Rancabuaya ditemukan tewas

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018