Sidoarjo, Jawa Timur (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo memuji lulusan-lulusan Muhammadiyah yang dinilai berkontribusi bagi pembangunan Indonesia.

"Ada Bapak Haedar Nasir, dulu Beliau dari IPM, sekarang menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah. Ada Pak Busyro Moqoddas, Beliau ketua Komisi Yudisial dan Ketua KPK. Hadir enggak? Oh enggak ada. Ada Pak Hajriyanto Thohari, dulu dubes di Beirut," katanya di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Senin.

Presiden juga menyebut alumni Muhammadiyah yang berkecimpung di dunia politik seperti Raja Juli Antoni yang menjadi Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI), mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta dan politikus PDI-Perjuangan Budiman Sudjatmiko.
  
"Ada Adinda Raja Antoni yang sekarang terkenal banget karena sering keluar di TV. Ada Pak Anis Matta. Ada Pak Budiman Sudjatmiko juga dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya sebut satu per satu," katanya.

Kepada para peserta Muktamar XII Ikatan Pelajar Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo,ia juga mengatakan, "Nanti 2045 umur berapa? Umur 40-an pas itu, pas ada yang jadi menteri, wakil presiden, presiden. Jangan lupa ada yang jadi Ketua PP Muhammadiyah. Ada juga yang jadi Ketua PP Aisyiyah."

Presiden pun menuturkan bahwa Ibu Negara Iriana Joko Widodo pernah kuliah di salah satu universitas Muhammadiyah.

"Tadi saya cerita sama Pak Ketua PP Muhammadiyah, Pak Haedar Nasir, Bu Jokowi ini dulu kuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tapi semester ke-6 saya ajak kawin. Sudah itu saja cukup," kata Presiden disambut tawa peserta muktamar.


Teriakan
 

Menjelang akhir pembukaan muktamar, beberapa peserta muktamar berupaya membentangkan poster dan berteriak mengenai moratorium pemecahan daerah sehingga petugas mengamankan mereka.

"Peristiwa itu terjadi di penghujung acara kepresidenan jadi acara masih berlangsung. Ada pemuda yang berteriak dan ingin membentangkan karton, karena masih acara resmi, ada protokolnya, maka Paspampres menghalau mereka dan mengamankan ke luar acara, setelah itu mereka diserahkan ke panitia acara," kata Komandan Paspampres Mayjen TNI (Mar) Suhartono.

Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki mengatakan bahwa ada jalur untuk menyampaikan pendapat kepada Presiden.

"Pak Jokowi barangkali adalah Presiden yang paling mudah diakses oleh rakyatnya. Pintu Istana dibuka lebar dan Beliau juga suka blusukn menghampiri rakyatnya. Jadi peserta yang mau berkomunikasi dengan Presiden, Beliau pasti akan menyambut dengan tangan terbuka. Apalagi anak muda, di tengah persaingan dunia yang ketat saat ini, Beliau melihat masa depan Indonesia ada di tangan mereka," kata Teten.


 

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018