Kami ingin menurunkan dispasritas kualitas pendidikan antara Pulau Jawa dan Kalimantan
Jakarta (ANTARA News) - PT Adaro Energy Tbk (Adaro) akan menggelontorkan dana sebanyak Rp1,1 triliun sebagai program tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) untuk bidang pendidikan "Adaro Nyalakan Ilmu".

Program ini sebagai salah satu bentuk kontribusi Adaro dalam pembangunan nasional.

"Dana sebesar itu peruntukannya hanya untuk CSR pendidikan dan sudah diluncurkan sejak pertengahan Juli tahun ini," kata CSR Division Head PT Adaro Energy Tbk Okty Damayanti di Jakarta, Rabu.

Karena itu,  pihaknya dapat berpartisipasti aktif pada Filantropi Indonesia Festival (FiFest) 2018 pada medio bulan ini untuk turut mempercepat pencapaian "Sustainable Development Goals" (SDGs) di Indonesia. 

Untuk tahun ini, dukungan perseroan melalui Adaro Foundation mengusung pilar "Adaro Nyalakan Ilmu", yakni program unggulan pendidikan yang menyasar pendidik dan para peserta didik di Indonesia, khususnya di Kalimantan.

Melalui program itu, pihaknya berupaya sejalan dengan SDGs 2030 dengan  salah satu prinsip utamanya, yaitu "Leaving No One Behind" atau "Tidak Meninggalkan Siapapun di Belakang". 

"Setiap tujuan yang dipenuhi harus selalu memenuhi kebutuhan semua orang. Dalam program Adaro Nyalakan Perubahan, di dalamnya ada lima pilar, salah satunya 'Adaro Nyalakan Ilmu'," katanya. 

Melalui program itu, pihaknya fokus mengembangkan program yang dapat meningkatkan kualitas SDM masyarakat dengan memadukan pengetahuan, ketrampilan dan pengembangan karakter. 

Baca juga: Berikut kinerja Adaro semester pertama 2018

Fokus Kalimantan
Untuk tahun ini, Okty menjelaskan, pihaknya fokus untuk masyarakat di Kalimantan, wilayah kerja Adaro. 

"Kami ingin menurunkan dispasritas kualitas pendidikan antara Pulau Jawa dan Kalimantan," katanya. 

Okty menjelaskan pihaknya menerapkan lima program unggulan, yakni Pelatihan Guru dan Kepala Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Vokasi (SMK dan Politeknik), Pelatihan Vokasi bagi Pesantren dan Para Santrinya serta Pendidikan Berbasis Teknologi serta Beasiswa.

Menurut "Education for All Global Monitoring Report 2011" yang dikeluarkan oleh UNESCO dan berisi hasil pemantauan pendidikan dunia, dari 127 negara, "Education Development Index" (EDI) atau Indeks Pembangunan Pendidikan Indonesia masih berada pada posisi ke-69. 

Jika dibandingkan dengan negara tetangga, Malaysia berada di urutan ke-65, sementara Brunei di urutan ke-34. 

Selain itu, laporan tersebut menyatakan bahwa akses pendidikan di Indonesia masih perlu mendapat perhatian karena lebih dari 1,5 juta anak tiap tahun tidak dapat melanjutkan sekolah.

Dari sisi kualitas guru dan komitmen mengajar, terdapat lebih dari 54 persen guru memiliki standar kualifikasi yang perlu ditingkatkan dan 13,19 persen bangunan sekolah dalam kondisi perlu diperbaiki. 

Karena itu,  pihaknya memberikan pelatihan kepada guru PAUD, termasuk PAUD adat Dayak Desa Liu, yang didirikan untuk masyarakat suku Dayak yang merupakan suku minoritas di Kabupaten Balangan. 

"Kemudian dengan menggandeng Indonesia Heritage Foundation, kami mempersiapkan 100.000 potensi sumber daya manusia usia produktif (15-64 tahun pada tahun 2028 dan seterusnya) yang berkarakter di Kalimantan melalui pembinaan 650 lembaga PAUD di Kalimantan Selatan, Tengah, dan Timur selama 2018-2024," katanya.

Untuk program beasiswa, pada tahun ini Adaro memberikan kesempatan kepada 450 anak pedesaan Kalimantan yang berpotensi secara akademik, namun tidak mampu secara ekonomi melanjutkan pendidikannya, untuk melanjutkan studi di Universitas Lambung Mangkurat. 

Di pendidikan vokasi, memberikan pelatihan manajemen sekolah kepada kepala sekolah dan pelatihan teknis kepada guru serta revitalisasi 4 SMK dengan 6 jurusan di beberapa kabupaten. 

Selain itu, pelatihan vokasi juga diberikan kepada pesantren dan santrinya melalui program pemberdayaan UMKM sehingga mewujudkan santri yang berjiwa usaha dan hidup mandiri. 

"Melalui keterlibatan kami seperti itu, kami berharap dapat terus berkontribusi secara lebih dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang lebih unggul sebagai instrumen penting dalam meningkatkan pembangunan nasional," kata Okty.

Baca juga: Adaro ingin Tabalong jadi kabupaten pertama bebas BABS di Kalimantan
Baca juga: Adaro berkomitmen tingkatkan transaksi rupiah

Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018