Laporan temuan-temuan harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah G20 dan seluruh komunitas internasional
Jenewa (ANTARA News) -  Negara-negara anggota G20, kelompok ekonomi terbesar di dunia, menerapkan 40 langkah-langkah pembatasan perdagangan baru antara pertengahan Mei hingga pertengahan Oktober tahun ini, senilai 481 miliar dolar AS, kata Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Kamis (22/11).

Pembatasan-pembatasan baru meliputi perdagangan enam kali lebih banyak daripada pada periode sebelumnya dan merupakan yang terbesar sejak WTO mulai memantau perdagangan G20 pada 2012, katanya dalam sebuah pernyataan.

"Laporan temuan-temuan harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah G20 dan seluruh komunitas internasional," kata Direktur Jenderal WTO Roberto Azevedo dalam pernyataannya yang dikutip Reuters.

"Eskalasi lebih lanjut tetap menjadi ancaman nyata. Jika kita terus berjalan di jalur sekarang, risiko-risiko ekonomi akan meningkat, dengan dampak-dampak potensial untuk pertumbuhan, lapangan pekerjaan dan harga-harga konsumen di seluruh dunia."

WTO melakukan semua yang bisa dilakukan untuk membantu mengurangi situasi, tambahnya, tetapi solusi akan membutuhkan kemauan politik dan kepemimpinan dari G20, yang para pemimpinnya akan bertemu di Argentina minggu depan.

Jumlah bulanan pembatasan-pembatasan perdagangan rata-rata delapan selama periode yang dicakup oleh laporan, naik dari enam per bulan dalam laporan sebelumnya, yang meliputi pertengahan Oktober 2017 hingga pertengahan Mei 2018, kata pernyataan WTO.

"Berkembangnya tindakan-tindakan pembatasan perdagangan dan ketidakpastian yang diciptakan oleh tindakan semacam itu dapat menempatkan pemulihan ekonomi dalam bahaya. Eskalasi lebih lanjut akan membawa risiko-risiko besar potensial bagi perdagangan global, dengan dampak tidak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi, lapangan pekerjaan, dan harga-harga konsumen di seluruh dunia," katanya.

Kenaikan tarif

Tiga perempat dari pembatasan-pembatasan perdagangan terbaru adalah kenaikan tarif, banyak dari mereka pembalasan terhadap tarif baja dan aluminium yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump pada Maret.

Tetapi WTO tidak menghitung langkah-langkah yang telah diumumkan dan belum dilaksanakan, dan satu negara G20 telah meminta pembalasan tarif untuk dihilangkan dari laporan pemantauan, yang dilakukan untuk tujuan "transparansi", kata WTO.

Negara-negara G20 juga telah menerapkan rata-rata bulanan dari hampir tujuh langkah liberalisasi perdagangan, seperti mengurangi tarif impor dan bea ekspor, sejalan dengan tren sejak 2012.

Perdagangan yang dicakup oleh langkah-langkah liberalisasi bernilai 216 miliar dolar AS, sekitar dua setengah kali lebih banyak daripada di laporan sebelumnya. Dua pertiga dari nilai itu berasal dari China yang mengurangi lebih dari 1.400 tarif pada kendaraan, komponen, dan produk-produk lainnya.

Perdagangan senilai 541 miliar dolar AS lebih lanjut, empat persen impor negara G20, ditutupi oleh perluasan Perjanjian Teknologi Informasi WTO, tindakan liberalisasi yang dikecualikan dari angka-angka utama laporan.

Baca juga: G20 ingatkan perdagangan internasional sumber pertumbuhan global

Baca juga: Trump ancam keluarkan AS dari WTO

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018