Jakarta (Antara) - Kasus gangguan mental di Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja RS Jiwa Soeharto Heerdjan paling banyak dikarenakan pola pengasuhan orang tua yang permisif atau serba membolehkan hal apapun pada anak.

"Pasien yang masuk Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja banyaknya yang pola asuh orang tua permisif," kata Kepala Instalasi Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja RS Soeharto Heerdjan dr Suzy Yusna Dewi SpKJ(K) di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, pola asuh permisif yang jarang memberikan hukuman dan mengizinkan anak dalam banyak hal berdampak pada anak yang tidak dewasa dan kurang kontrol diri.

Selain pola asuh permisif ada pula pola asuh uninvolved di mana orang tua cenderung abai terhadap apa yang dilakukan oleh anak, pola asuh otoriter dengan aturan ketat dan larangan, serta pola asuh otoritatif di mana orang tua menghargai individu anak dan menentukan batas sosial.

Pola asuh otoritatif atau pola asuh orang tua yang bijak dalam menerapkan berbagai macam keputusan, kata Suzy, hanya dilakukan oleh sedikit orang.

Menurut Suzy, sebaiknya orang tua fleksibel dalam menerapkan pola asuh disesuaikan dengan kondisi dan keadaan. 

Peran orang tua di rumah juga guru di lingkungan sekolah ialah untuk membentuk ketahanan mental anak.

"Peran orang tua dan guru untuk meningkatkan ketahanan mental, kelenturan, agar anak mampu beradaptasi di situasi apapun," kata Suzy.

Dia menjelaskan yang dimaksud gangguan kesehatan jiwa pada anak termasuk pada gangguan tingkah laku, gangguan emosi, dan gangguan mental.

Suzy menyarankan agar orang tua harus menjadi orang tua yang cerdas, sehat jiwa raga, dan berpikir positif dalam mengasuh anak.*


Baca juga: Obsesi terhadap selfie termasuk gangguan mental

Baca juga: Disebut-sebut punya gangguan mental, Trump jawab "saya jenius"


 

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018