Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengingatkan kepada komunitas disabilitas agar ikut menyukseskan Pemilu dan Pilpres 2019 dengan menggunakan hak pilihnya.
 
"Kami perlu bantuan saudara-saudara, kami perlu pertolongan saudara-saudara. Kami perlu dukungan saudara-saudara. Kami perlu suara saudara-saudara. Karenanya jangan golput, jangan golput, bantu saudara-saudaranya datang ke TPS, dampingi ke TPS," kata Hashim dalam sambutannya saat menghadiri Peringatan Hari Disabilitas Internasional Ke 26, di Jakarta, Rabu.
 
Hashim datang bersama Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto.
 
Ia juga mengatakan, selama ini Gerindra berjuang di DPR untuk hak-hak kaum disabilitas dengan menjadi inisiator disahkannya UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.
 
Hashim memastikan, jika Prabowo-Sandi terpilih menjadi Presiden 2019-2024 maka pelaksanaan UU Penyandang Disabilitas akan bisa dijalankan karena hingga dua tahun setelah disahkannya UU tersebut, pemerintah belum juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) untuk membuat petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis (Juklak Juknis) UU Penyandang Disabilitas.
 
"Saya bisa jamin saudara-saudara, tidak lama setelah Prabowo-Sandi dilantik sebagai Presiden RI ke-8, PP, juklak dan juknis UU Disabilitas akan terwujud. Nanti saudara-saudara tidak perlu curhat ke saya lagi. Saudara saudara bertemu Prabowo-Sandi untuk bersukacita. Kami telah membuktikan kepada komunitas disabilitas Indonesia bahwa janji Prabowo bukan janji kosong," katanya dalam siaran persnya. 
 
Ke depan, Hashim ingin penyandang disabilitas di Indonesia mendapatkan haknya secara adil dan makmur, karena mereka juga anak bangsa yang haknya diatur dalam UU.
 
"Jangan sampai ada lagi penyandang disabilitas yang termarjinalkan karena keterbatasannya. Ke depan, Kita berharap saudara-saudara bisa menikmati kehidupan yang lazim, sesuai dengan hak saudara-saudara. Kami berharap bahwa saudara-saudara tuna netra tidak ditipu lagi, jasa yg harusnya dibayar Rp100 ribu jangan sampai dibayar Rp10 ribu lagi, atau Rp1000 lagi. Jangan lagi saudara-saudara menjadi korban penipuan orang orang jahat di Republik Indonesia ini," paparnya.***2***

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018