Jakarta (ANTARA News) - Mediasi merupakan salah satu cara terbaik untuk menghadapi tantangan akan tercapainya perdamaian dunia, kata Wakil Menteri Luar Negeri Turki Yavuz Selim Kiran.

“Membangun kemampuan bermediasi, terutama bagi negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI), merupakan salah satu cara untuk merespon kepada tantangan yang muncul ditengah usaha kita meraih perdamaian,” katanya dalam Konferensi Negara Anggota OKI untuk Mediasi kedua yang diselenggarakan di Istanbul, Turki, pada 29 November lalu, menurut keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Menurutnya, saat ini, ada terlalu banyak konflik yang tengah terjadi di area geografis negara-negara anggota OKI dan solusi bersama harus segera dirumuskan, karena masa depan kawasan serta masyarakat sangat bergantung dengan hal itu.

“Oleh karena itu, kami telah memulai Konferensi Negara Anggota OKI untuk Mediasi sejak satu tahun yang lalu, sebagai bagian dari dorongan yang lebih luas dan lebih umum untuk mengembangkan peran dan kapasitas OKI di bidang perdamaian,” katanya.

Konferensi pertama yang dilaksanakan tahun lalu, lanjutnya, telah menciptakan ruang untuk tumbuhnya pemikiran inovatif serta dialog antar para pejabat dan partisipan lain.

“Setelah itu, kami memberikan Resolusi yang telah disepakati dan Resolusi itu telah diadopsi di Konferensi Dewan Menteri Luar Neger ke-45 di Dhaka,” katanya.

Ia menambahkan bahwa Resolusi tersebut telah menjadi tonggak dalam memberikan pendekatan terstruktur tentang bagaimana organisasi tersebut berpikir secara kolektif, serta memperkuat kapasitas mediasi OKI.

Yavuz meyakini bahwa saat ini, terlalu banyak waktu dan tenaga yang dihabiskan untuk mencari solusi non-permanen untuk krisis yang terjadi di berbagai negara, ketimbang merespon langsung terhadap akar dari permasalahan.

“Kita harus mempertanyakan mengapa peradaban kita (Islam) kini bergerak lambat dibelakang dunia Barat dan menjadi korban propaganda, walau peradaban kita merupakan pusat dan pionir ilmu pengetahuan dan perkembangan sepanjang sejarah,” katanya.

Ia pun mengajak negara anggota OKI untuk mempertanyakan mengapa negara-negara Islam belum bisa mempersatukan suara dalam berbagai masalah.

“Kita tidak boleh lupa bahwa semakin kita bersatu dan bekerja keras untuk mencapai objektif bersama, akan semakin mudah bagi kita untuk melewati rintangan yang ada dan memanfaatkan potensi yang ada,” tegasnya.

Baca juga: Wamenlu Turki: Negara-negara Islam harus satukan suara

Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018