Simalungun, Sumut (ANTARA News) - Calon wakil presiden KH Ma'ruf Amin disebut memiliki rekam jejak menjaga Pancasila sebagai ideologi final Indonesia saat terdapat pihak yang meragukan.

Ketua DPP Baitul Musliman Indonesia (Bamusi) PDI Perjuangan, Zuhairi Misrawi, di sela Safari Politik Kebangsaan III di Simalungun, Senin, mengatakan dalam musyawarah nasional alim ulama Nahdatul Ulama (NU) di Surabaya pada 2006, muncul pertanyaan dari para kiai soal pandangan terhadap ideologi Pancasila.

Saat itu, Ma'ruf Amin yang memimpin sidang dikatakan Zuhairi mengajak peserta untuk melakukan kajian dan diskusi panjang mengenai topik itu dengan akhir Pancasila merupakan final ideologi Indonesia.

"Pak Kiai Ma'ruf Amin mengatakan setelah ini, seluruh jajaran NU dan ulama-ulama NU tidak ada lagi yang boleh mempertanyakan ideologi Pancasila," ucap Zuhairi menirukan perkataan cawapres pasangan capres Joko Widodo itu.

Untuk itu, Zuhairi menilai Ma'ruf merupakan pasangan tepat untuk Joko Widodo karena selain Pancasilais juga menepis hoaks PDI Perjuangan partai yang anti-Islam.

"Jadi kami harus menolak jika ada yang mengatakan PDI Perjuangan anti ulama. Bagaimana disebut anti ulama, memilih wakil presidennya saja ulama. Itulah cinta PDI Perjuangan dengan para ulama," ucap dia.

Ada pun Zuhairi memberikan pidato dalam kegiatan konsolidasi sejumlah DPC PDI Perjuangan di Sumatera Utara saat Safari Kebangsaan III untuk menjaring pemilih muslim yang jumlahnya lebih rendah untuk PDI Perjuangan dibanding untuk Joko Widodo.

Kunjungan Sekjen dan Ketua DPP PDI Perjuangan ke 12 daerah di Sumatera untuk konsolidasi dan mematangkan kesiapan kader dalam memenangkan paslon Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Pilpres 2019 diikuti dua pasangan calon presiden, yaitu nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin dan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Baca juga: Djarot: Lahirkan pemikiran produktif walau beda aliran

Baca juga: Hasto-Djarot kunjungi rumah pengasingan Bung Karno

Baca juga: Yasonna ajak lawan hoaks soal kinerja pemerintahan

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018