Kemenperin terus mendorong diversifikasi produk industri untuk mengisi pasar ekspor
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyambut baik upaya industri makanan dan minuman di Indonesia yang terus meningkatkan nilai tambah sumber daya alam lokal, salah satunya adalah sektor pengolahan kopi. 

Langkah hilirisasi ini dinilai membawa efek berantai yang luas bagi perekonomian nasional.

"Contohnya PT Mayora, melalui permen Kopiko menjadi produk nomor satu di dunia. Bahkan, Kopiko juga menjadi salah satu kebutuhan astronaut di luar angkasa. Selain itu, produk kopi instan Torabika yang juga diminati oleh konsumen mancanegara," kata Airlangga lewat keterangannya di Jakarta, Selasa.

Untuk itu, Airlangga menyatakan, Kemenperin terus mendorong diversifikasi produk industri untuk mengisi pasar ekspor. 

"Kami melihat industri semakin agresif untuk membuka akses pasar baru dan meningkatkan nilai ekspornya. Hal ini seiring komitmen pemerintah menciptakan iklim usaha yang kondusif dan memberikan kemudahan perizinan termasuk prosedur ekspor," tuturnya.

Di kancah global, ekspor produk kopi olahan nasional terus meningkat setiap tahunnya. 

Pada 2016, ekspornya mencapai 145 ribu ton senilai 428 juta dolar AS, kemudian meningkat menjadi 178 ribu ton dengan nilai 487 juta dolar AS pada 2017. 

Pada 2018, ekspor meningkat 21,49 persen menjadi 216 ribu ton dengan nilai naik 19,01 persen menjadi 580 juta dolar AS.

Ekspor tersebut didominasi oleh kopi olahan berbentuk instan sebesar 87,9 persen dan sisanya berbasis ekstrak dan esens. Tujuan ekspor utama industri pengolahan kopi nasional, antara lain Filipina, Malaysia, Iran, China, dan Uni Emirat Arab.

Airlangga juga menyebutkan, Indonesia merupakan negara penghasil biji kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Hal ini menjadi potensi pengembangan industri pengolahan kopi di dalam negeri. 

"Produksi kopi kita sebesar 639.000 ton pada 2017 atau delapan persen dari produksi kopi dunia dengan komposisi 72,84 persen merupakan kopi jenis robusta dan 27,16 persen kopi jenis arabika," ujarnya.

Baca juga: Jokowi lepas kontainer ekspor kopi ke-250.000 dari Tangerang
Baca juga: Tingkatkan produksi, Kementan perluas lahan perkebunan kopi arabika di Jambi
 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019