Sudah diproses di kepolisian. Kita sudah tau siapa pelakunya. Kita punya alat untuk memantau. Sekarang pelakunya lari ke luar kota."
Surabaya (ANTARA News) - Wali Kota Tri Rismaharini meminta kasus pembacokan seorang anggota Satpol PP yang saat melakukan penertiban di Pasar Keputran, Tegalsari, Surabaya pada Selasa (26/2) malam diusut tuntas.

"Sudah diproses di kepolisian. Kita sudah tau siapa pelakunya. Kita punya alat untuk memantau. Sekarang pelakunya lari ke luar kota," kata Tri Rismaharini saat menggelar jumpa pers di rumah dinasnya, Rabu.

Diketahui korban bernama Tri Setia Bakti warga Bangong Ginayan yang bekerja sebagai anggota Satpol PP Kota Surabaya. Korban mengalami luka robek dibagian lengan kiri usai dibacok oknum preman di kawasan Pasar Keputran.

Risma menyayangkan ada anggota Satpol PP yang niatnya bekerja melakukan penertiban di Pasar Keputran malah menjadi korban pembacokan oleh preman setempat.

Padahal, kata dia, pihaknya sudah memberikan waktu kepada pedagang untuk melakukan bongkar muat barang dagangan di Jalan Keputran pada jam-jam tertentu karena jalan tersebut masih digunakan untuk umum.

"Kita tidak mematikan usaha pedagang di Pasar Keputran. Tapi semua itu kan harus diatur. Semua itu ada aturannya. Kalau gitu rusak seisi kota ini," katanya.

Ia sudah menyampaikan kepada Kepala Satpol PP Surabaya agar meminta pengamanan kepada pihak kepolisian dan Garnisun pada saat patroli ke Pasar Keputran. Hal ini dikarenakan petugas Satpol PP tidak boleh membawa senjata api. "Izinnya sulit kalau pegang senjata kan harus tes psikologi dulu," katanya.

Untuk memberikan rasa aman, lanjut dia, saat ini sudah dibangun 11 pos pengamanan yang selama ini diindikasikan banyak tindak kriminalitas. "Sudah berkali-kali saya sampaikan tolong berhati-hati. Jaga kota ini supaya aman," ujarnya.

Meski demikian, Risma mengatakan petugas Satpol PP sudah dibekali "handy talky" (HT) atau alat komunikasi radio dua arah dengan melakukan penyampaian pesan oleh pengguna secara bergantian. "Kalau ada orang memakai senjata tajam langsung bisa minta bantuan melalui 112 agar segera ditindaklanjuti," katanya.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya Irvan Widyanto menyatakan pihaknya sudah melaporkan salah seorang anggotanya yang menjadi korban pembacokan pada saat melakukan penertiban di Pasar Keputran ke Polrestabes Surabaya.

Irvan menegaskan bahwa peristiwa pembacokan di Pasar Keputran tersebut tidak menyurutkan nyali anggota Satpol PP, melainkan sebaliknya semakin meningkatkan pengamanan dan penertiban di pasar yang berada di jantung Kota Surabaya itu.

"Kami tidak takut, kami akan tetap berkomitmen Pasar Keputran harus tetap dijaga dan ditertibkan agar pedagang tidak meluber ke luar ?dan mengganggu ketertiban," ujarnya.

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019