Cakupan kemitraan yang komprehensif ini akan memberikan dampak positif kepada perekonomian Indonesia dan Australia dalam jangka panjang
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan penandatanganan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) merupakan tonggak baru hubungan Indonesia dan Australia ke tingkat lebih tinggi.

Selain itu, kemitraan komprehensif ini tidak hanya berisi perjanjian perdagangan barang, jasa dan investasi saja, tetapi juga kerja sama ekonomi yang lebih luas.

"Cakupan kemitraan yang komprehensif ini akan memberikan dampak positif kepada perekonomian Indonesia dan Australia dalam jangka panjang," kata Airlangga lewat keterangannya di Jakarta, Selasa.

Melalui IA-CEPA, konsep kemitraan akan menjadikan Indonesia-Australia sebagai suatu economic powerhouse, yaitu kolaborasi keunggulan komparatif dari kedua negara untuk mendorong produktivitas ekspor dan daya saing di pasar negara ketiga.

Melalui economic powerhouse, diharapkan Indonesia dapat mengejar ketertinggalannya dalam integrasi dengan global value chains.

Dibandingkan negara lainnya di kawasan Asia Tenggara yang telah memiliki banyak FTA, Indonesia cukup tertinggal.

Menperin menambahkan, apabila konsep kemitraan IA-CEPA diterapkan pada industri makanan olahan berbahan dasar gandum seperti pasta, mie instan, dan spageti, maka daya saing industri tersebut di pasar dunia dapat ditingkatkan melalui pendekatan yang komprehensif.

Misalnya, dari aspek perdagangan barang, IA-CEPA menjadikan bahan baku industri makanan olahan seperti gandum asal Australia lebih terjangkau bagi industri Indonesia, sehingga produk Indonesia lebih kompetitif di pasar global.

Kemudian, di sisi jasa dan investasi, IA-CEPA akan memberikan stimulus agar investor Australia menanamkan modal pada sektor pendidikan tinggi dan vokasi khususnya dalam pengolahan makanan.

Investasi Australia akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia industri makanan olahan di Indonesia.

Selanjutnya, tenaga kerja Indonesia di industri makanan olahan dapat lebih meningkatkan keterampilannya melalui program skill exchange dengan perusahaan Australia.

Selain itu, tenaga kerja Indonesia diberikan kemudahan untuk memperoleh work holiday visa dan training visa di Australia.

Bahkan, dalam kerangka IA-CEPA, bisa pula membuka peluang kerja sama ekonomi dalam pengembangan food innovation centre yang akan memberikan input dalam hal riset di sektor makanan yang akan berguna bagi industri makanan olahan Indonesia.

Menurut Menperin, kekhususan IA-CEPA dibandingkan dengan perundingan lainnya adalah adanya keterlibatan para pelaku swasta sejak awal, melalui Indonesia-Australia Business Partnership Group (IA-BPG) untuk memberikan pandangan dan masukan terhadap proses perundingan dan studi kelayakan IA-CEPA saat awal pembentukan.

Setelah IA-CEPA ditandatangani, tambah Menperin, diharapkan keterlibatan para pelaku usaha ini terus berlanjut.

Para pelaku usaha perlu mempelajari kesempatan-kesempatan yang dihasilkan dari IA-CEPA, sehingga ketika IA-CEPA mulai berlaku, manfaatnya langsung dapat dinikmati oleh para pelaku usaha.

Baca juga: Disambut positif, IA-CEPA buka peluang industri nasional tingkatkan ekspor
 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019