Kupang (ANTARA) -
Proses pencarian enam korban yang masih tertimbun tanah longsor di kampung Culu, Desa Tondong Belang, Kecamatan Mbeliling, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih dilakukan secara manual.

"Saat ini proses pencarian dilakukan oleh masyarakat secara manual, karena alat berat belum bisa masuk ke lokasi akibat jalan dan beberapa jembatan rusak," kata Kabag Humas Pemkab Manggarai Barat, Paulus Jeramun kepada Antara, Sabtu melalui sambungan telepon dari Kupang.

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan perkembangan proses pencarian enam korban tanah longsor yang belum ditemukan.

Enam korban yang belum ditemukan adalah Margareta Ersi (40), Hilariani Jelita Mensi (12), Yoseva Nelti (6), Paulinus Salim (60), Remigius Sera (28), Fransiska Tania (8 Bulan).

Menurut dia, saat ini peralatan berat sedang berupaya membuka jalan alternatif menuju lokasi, agar proses pencarian bisa dilakukan dengan menggunakan alat berat.

Dia mengatakan, peralatan berat sangat dibutuhkan di lokasi mengingat tumpukan tanah akibat longsor terlalu tinggi dan padat, sehingga menyulitkan warga mencari secara manual.

"Mudah-mudahan hari ini, sudah bisa ada akses jalan untuk alat berat menuju lokasi," katanya.

Jika peralatan berat sudah bisa sampai ke lokasi kejadian, maka proses pencarian bisa dilakukan lebih mudah.

Bencana banjir dan tanah longsor yang melanda kampung Culu di Manggarai Barat itu menewaskan dua warga, dan enam warga lainnya masih hilang atau tertimbun longsor.

"Dari hasil pendataan sementara, ada delapan orang tertimbun tanah longsor. Dua sudah ditemukan, sementara enam lainnya belum ditemukan.

Dua korban yang sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia itu yakni Hironimus Rius (50) tahun dan Nardus Rifa (13) tahun.

Nardus Rifa merupakan siswa kelas 2 sekolah menengah pertama (SMP), yang ditemukan petugas tidak jauh dari kediaman mereka.

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Alex Sariwating
Copyright © ANTARA 2019