Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten(Pemkab) Manggarai Barat(Mabar)  mengharapkan agar ada sinergitas dari pihak lain di NTT untuk bersama-sama mengatasi masalah bencana berupa longsor dan banjir di daerah itu.

"Jadi ini jangan dilihat sebagai masalah bencana Manggarai Barat saja, tetapi ini masuk dalam kategori nasional," kata Kepala Bagian Humas Pemkab Mabar,   Paulus Jeramun kepada Antara saat dihubungi dari Kupang, Senin..

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan penanganan bencana alam, baik longsor dan banjir yang terjadi di dua kecamatan yakni Komodo dan Mbliling di Kabupaten Mabar..

Bencana banjir dan  longsor di daerah yang terjadi pada Kamis (7/3) mengakibatkan delapan warga meninggal, di mana salah satunya bayi berumur delapan bulan.

Tidak hanya itu,  longsor yang terjadi di daerah itu menutup sejumlah lokasi seperti jalan nasional trans Flores, di mana hingga saat ini belum ada kendaraan yang bisa melintas ke Labuan Bajo atau sebaliknya ke Ruteng.

Bahkan banjir juga merendam dan merusaknya satu jembatan di kecamatan Komodo, kabupaten Mabar.

Khusus untuk jalan trans Flores yang tertutup oleh material longsor yang memenuhi badan jalan,  menurut Paulus, baru mulai dikerjakan oleh pihak Balai Jalan pada Minggu (10/3).

"Kami berharap Kementerian PUPR bisa secepatnya mengerahkan semua peralatannya untuk membersihkan meterial longsor di jalan itu," ujarnya.

Kurang lebih 11-12 titik lokasi jalan yang tertutup oleh material longsor. Dan sulit jika hanya menggunakan alat berat seadanya.

Disamping itu sejumlah jalan yang longsor juga harus secepatnya diperbaiki sehingga bisa secepatnya dilalui kendaraan.

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Alex Sariwating
Copyright © ANTARA 2019