Padang Aro, (ANTARA) - Para korban gempa bumi di Kecamatan Sangir Balai Janggo, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, masih bertahan di tenda pengungsian satu hari menjelang masa tanggap darurat berakhir.

"Warga sebagian besar masih bertahan di tenda dan pada Senin (11/3) pukul 23.30 Wib warga masih merasakan guncangan gempa sehingga warga yang rumahnya mengalami rusak sedang takut kembali ke rumah," kata Camat Sangir Balai Janggo, Muslim di Padang Aro, Selasa (12/3).

Dia mengatakan untuk korban gempa yang rumahnya rusak ringan sudah berani balik ke rumah, tetapi yang rusak berat memilih bertahan di tenda pengungsian.

Warga yang memilih tidur di tenda pengungsian, katanya, masih cukup banyak terutama di lokasi terparah yaitu Jorong Koto Sungai Kunyit.

"Korban gempa berharap pemerintah membantu perbaikan rumah mereka yang rusak akibat gempa," ujarnya.

Semua korban gempa yang rumahnya rusak ringan, katanya, ada 800 kepala keluarga dan sudah disarankan untuk pulang.

Kepala Pelaksana BPBD Solok Selatan Johny Hasan Basri mengatakan, pihaknya masih melakukan validasi di lapangan terkait jumlah kerusakan akibat gempa.

"Hari ini terakhir kami melakukan validasi dan besok akan dibahas terkait habisnya masa tanggap darurat," ujarnya.

Dia mengatakan, ada sebagian kecil rumah yang rusak berat atau sedang tidak berani kembali ke rumah tetapi ada juga yang sudah menumpang di rumah familinya yang tidak rusak.

Ia menyebutkan pergerakan gempa sekarang sudah cenderung menurun seperti sekali dua hari dan akibatnya tidak signifikan.

"Sekarang intensitas gempanya sudah menurun sampai ia berhenti total," ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Solok Selatan, Novirman mengatakan sampai Senin (11/3) pihaknya sudah melayani 629 orang korban gempa di tiga puskesmas. ***3***

Pewarta: Syahrul Rahmat dan Erik Ifansyah Akbar
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019