"Dari dekorasi bangunan, ataupun pengaturan pernak-pernik yang ada, mempunyai ciri khas yang bisa menjadi warisan budaya,"
Malang (ANTARA) - Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk Indonesia, Xiao Qian, menyatakan terkesan dengan nuansa heritage atau warisan budaya yang kental, di Hotel Tugu, Kota Malang, Jawa Timur.

"Saya menginap tidak jauh dari Balai Kota Malang, di Hotel Tugu. Hotel ini sangat mengesankan," kata Qian saat menyampaikan sambutannya di Balai Kota Malang, Jawa Timur, Rabu.

Qian menambahkan, detil dekorasi yang ada di hotel tersebut, termasuk pengaturan pernak-pernik seperti lukisan, meja, kursi, dan ornamen lainnya, memiliki ciri khas yang bisa dijadikan warisan budaya.

Hotel Tugu Malang merupakan salah satu hotel tua di Kota Malang. Terletak di pusat kota, persis di depan Alun-Alun Tugu, dan bersebelahan dengan Balai Kota Malang, hotel tersebut menyajikan pengalaman tersendiri bagi pengunjung yang datang.

Hotel tersebut bagaikan museum yang memamerkan barang antik dengan tema yang sangat unik. Ada beberapa ruang dengan tema tertentu yakni Ruang Raja, Bangsal Merah, Ruang Baba, Tirta Gangga, dan Ruang Soekarno.

Koleksi yang ada di Hotel Tugu Malang tersebut, berisikan barang antik dari pendiri Tugu Group, Anhar Sejadibrata, yang merupakan kerabat dekat dari Oey Tiong Ham, seorang pengusaha gula besar asal Semarang pada zamannya.

Koleksi yang ada merupakan benda warisan keluarga Oey, yang bernuansa peranakan China-Jawa.

"Dari dekorasi bangunan, ataupun pengaturan pernak-pernik yang ada, mempunyai ciri khas yang bisa menjadi warisan budaya," kata Qian.

Qian menambahkan, meskipun dirinya baru pertama kali menginjakkan kaki di Kota Malang, nuansa wisata ditambah kebersihan kota, dan masyarakat yang ramah, menjadikan kunjungan kerja tersebut meninggalkan kesan yang sangat mendalam.

"Walaupun saya baru saja berada di Kota Malang, saya bisa merasakan bahwa kota ini bersih, rapi, stabil, makmur, dan masyarakatnya sangat ramah, semua ini meninggalkan kesan sangat indah bagi saya," tutup Qian.

 

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019