Christchurch (ANTARA) - Seorang warga negara Turki mengalami peristiwa yang nyaris merenggut nyawanya dalam serangan teroris pada Jumat di Christchurch, Selandia Baru.

Mustafa Boztas, yang berada di Masjid An-Nur di Christchurch selama serangan teror, mengatakan pada Ahad (17/3) kepada Kantor Berita Turki, Anadolu, bahwa ia ditembak di kaki oleh teroris tersebut tapi dengan susah-payah berhasil menyelamatkan diri melalui jendela masjid.

Boztas, yang saat ini dirawat di rumah sakit, mengatakan bahwa saat kejadian ia bergegas keluar melalui jendela masjid ketika tembakan berhenti.

Ia mengenang bagaimana orang yang sedang shalat berusaha keluar dari masjid ketika mereka menyadari bahwa itu adalah serangan teror.

"Semua orang mulai berlarian dan berteriak," kata Boztas.

"Teroris menembaki kami ... Lalu ia pergi," katanya.

Penembakan tersebut berhenti sebenar, ia mengenang, dan menduga mungkin teroris itu berusaha mengisi kembali senjatanya.

"Ketika penembakan berhenti, saya mengangkat kepala sementara tak ada seorang pun di sana. Saya memecahkan kaca jendela dengan menggunakan kepala saya dan menyelamatkan diri," katanya.

Ia selamat dalam hitungan detik, katanya, sementara kamera teroris tersebut merekam dia meninggalkan tempat itu.

Boztas menambahkan bahwa di luar masjid ia melihat seorang lelaki muda di tanah.

"Saya melakukan tindakan penyelamatan. Saya berusaha menyelamatkan dia tapi sayangnya ia sudah meninggal, jadi saya menutup matanya dan mendengar suara tembakan lain, jadi saya berlari," katanya.

Sedikitnya 50 orang tewas saat teroris yang bernama Brenton Harrison Tarrant menembaki orang-orang yang sedang menjalani Shalat Jumat di Masjid An-Nur dan Linwood, kota terbesar ketiga di Selandia Baru.

Pembantaian tersebut disiarkan langsung di media sosial.

Tiga warga negara Turki termasuk di antara orang yang cedera dalam serangan teroris itu, kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Sabtu (16/3).


Sumber: Anadolu

Baca juga: Turki desak dunia hentikan penggunaan bahasa provokatif
Baca juga: Presiden Pakistan: perdamaian dunia tak bisa dicapai dengan penyebaran kebencian terhadap Muslim

 

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019