Medan (ANTARA) - Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) dan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Harris Iskandar, mengatakan pendidikan dan kebudayaan merupakan indikator kemajuan suatu bangsa.

"Untuk meningkatkan pendidikan dan memajukan kebudayaan, diperlukan kesungguhan dalam menata dan menggelolanya, sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia(sdm) berkualitas, berkarakter dan berdaya saing," katanya, dalam sambutannya pada Gebyar Pendidikan dan Kebudayaan di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, Minggu.

Harris pada acara Gebyar Pendidikan dan Kebudayaan di Kota Medan, mewakili Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy.

Menurut dia, harus bersyukur atas berbagai capaian di bidang pendidikan dan kebudayaan, mulai dari PAUD-nya.
Sekarang "PAUDisasi" (anak) umur 5-6 tahun wajib ikut PAUD, SD yang APK (angka partisipasi kasar)- nya sudah 100 persen, dan begitu juga SMP sudah 100 persen.

"Hanya saja kita mempunyai tantangan di SMA dan SMK.. SMK secara nasiional baru 86 persen," ujar Harris.

Ia menyatakan, dengan PAUDisasi, kesiapan belajar anak-anak akan semakin meningkat sehingga "drof out" tidak akan terjadi lagi.

"Kita akan menyambut masa depan yang lebih cerah untuk Indonesia yang cerdas, berkarkarakter, dan berdaya saing," katanya.
Harris menambahkan, selain capaian mutu dan akses bagi peserta didik, kepedulian terhadap kesejahteraan guru turut menjadi perhatian besar pemerintah.
Capaian tersebut, juga disampaikan bagaimana posisi dan peran guru di Indonesia yang sudah jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

"Dua pertiga anggaran kita untuk guru dan ini akan kita teruskan seiring dengan meningkatnya anggaran," katanya.
 

Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Alex Sariwating
Copyright © ANTARA 2019