Kita ingat masyarakat Jepang dulu kan kecil-kecil waktu menjajah bangsa Indonesia. Namun sekarang mereka bisa lebih tinggi dan tampil di Piala Dunia dengan adanya kesadaran stunting ditambah pemberian gizi yang bagus,
Surabaya (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenkomaritim) mendorong kesadaran masyarakat terkait bahaya penyakit "stunting" atau kekurangan gizi menahun yang menyebabkan gagal tumbuh kembangnya anak setelah usia dua tahun.

"Stunting akan menjadi masalah besar di masa yang akan datang, sebab tidak seperti wabah yang tiba-tiba muncul, karena menghitungnya pelan. Dan kalau sudah terjadi tidak bisa dikembalikan," kata Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenkomaritim Agung Kuswandono di Surabaya, Kamis.

Ia mengaku ingin menjadikan upaya menghapus stunting di Indonesia sebagai isu nasional, dan masalah bersama bangsa sehingga tidak hanya menjadi beban salah satu bidang saja yakni kesehatan, namun lebih pada isu holistik dan semua harus bertanggungjawab.

"Kita ingat masyarakat Jepang dulu kan kecil-kecil waktu menjajah bangsa Indonesia. Namun sekarang mereka bisa lebih tinggi dan tampil di Piala Dunia dengan adanya kesadaran stunting ditambah pemberian gizi yang bagus," kata Agung yang ditemui dalam acara Fokus Group Discussion (FGD).

Salah satu upaya yang dilakukan Kemenkomaritim, tambahnya mendorong fortifikasi garam makan dengan diberi yodium untuk konsumsi makan di Indonesia, melalui regulasi pangan dengan melakukan monitoring dan evaluasi peredaran garam konsumsi dalam negeri.

"Mari jadikan rakyat ini subyek dan tidak menjadi obyek, agar ke depan tidak terkena stunting," lanjutnya.

Ia mengatakan, fortifikasi yodium pada garam konsumsi bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, sebab yodium merupakan unsur mineral yang menjadi nutrisi penting bagi tubuh.

"Yodium menjaga fungsi tiroid tetap stabil. Hormon tiroid yang baik berperan dalam mengoptimalkan fungsi otak dan system saraf. Selama masa pertumbuhan sejak dari dalam kandungan. Hormon tiroid membantu perkembangan janin, agar fungsi otak dan system saraf berkembang normal," jelasnya.

Sementara berdasarkan data nasional, fenomena stunting di Indonesia sudah pada tingkat yang mengkhawatirkan, pada tahun 2013, sekitar 37 persen anak Indonesia dibawah usia 5 tahun atau lebih kurang 9 juta anak mengalami stunting.

Pemerintah Indonesia juga telah melakukan akselerasi demi mencegah stunting, bahkan pencegahan stunting telah menjadi komitmen nasional, seperti pada tahun 2018 yang telah terjadi penurunan stunting yakni 30.8 persen.

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019