Kondisi hewan itu pun cukup memprihatinkan karena kondisi kandang yang kotor, sehingga sudah menjadi keharusan untuk dievakuasi
Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Kediri mengevakuasi dua kera ekor pendek atau biasa disebut beruk (Macaca nemestrina dan Amyda cartilaginea) dari kawasan wisata Pantai Popoh karena terlihat terlantar dan kurang terurus.

"Betul. Ada dua satwa yang kami evakuasi kemarin," kata Kepala BBKSDA Kediri Nandang Prihadi dikonfirmasi melalui layanan perpesanan WhatsApp di Tulungagung, Jumat.

Setelah dievakuasi, Nandang mengatakan kondisi beruk sudah membaik.

Primata itu sempat dikarantina sementara, sejak mulai dievakuasi dari kandangnya di kawasan objek wisata Pantai Popoh pada akhir Maret.

"Kondisi beruk yang dibawa ke kantor KSDA sehat," kata dia.

Dia menjelaskan kedua primata itu sebenarnya bukan jenis satwa dilindungi. Populasinya secara umum masih banyak di alam bebas sehingga belum dikategorikan endemik ataupun mengalami kelangkaan.

Namun, keberadaan dua ekor kera di dalam sangkar yang kurang terurus itu (sebelum dievakuasi, red.) telah mengundang banyak keprihatinan pecinta satwa dan para pengunjung.

Kandang beruk terlihat kotor. Sampah plastik dan sisa buah-buah makanan dibiarkan membusuk.

Tubuh primata itu kumal seperti kurang terawat. Biasanya juga disebut sering sakit-sakitan.

Mulyo, salah satu penjaga kawasan itu, mengatakan sebelumnya ada dua ekor beruk yang ditempatkan dalam satu kandang.

Namun, beruk yang satunya sudah keburu mati, tanpa sebab yang diketahui.

Diduga, hal itu dipicu kondisi kesehatan hewan yang terus memburuk.

"Saat ini tinggal satu beruk yang tersisa. Kondisi beruk terakhir memang sudah tidak sehat lagi. Makanya lebih baik dievakuasi agar bisa dirawat sebaik mungkin," katanya.

Pada kesempatan sebelumnya, pegiat Lembaga Edukasi Cinta Satwa dan Konservasi (Cakra) Yuga Hermawan mengatakan
pihaknya mengetahui hal tersebut setelah ada yang mengunggah informasi itu di media sosial, Instagram.

Dari situ LSM Cakra lalu menyusun rencana untuk mengevakuasi hewan tersebut agar tidak semakin menderita di dalam kandang, di mana selanjutnya hewan tersebut dibawa ke BBKSDA untuk dirawat lebih lanjut.

"Kondisi hewan itu pun cukup memprihatinkan karena kondisi kandang yang kotor, sehingga sudah menjadi keharusan untuk dievakuasi," kata dia.

Ia mengimbau masyarakat tanggap jika menemui hal serupa.

Jika memang menemukan hewan sekarat atau terancam kelangsungan hidupnya, katanya, daripada menderita di dalam kurungan tanpa perawatan yang memadai, lebih baik diserahkan kepada instansi yang membidangi konservasi hewan.

"Ini juga menjadi bagian untuk menjaga kelestarian hewan itu sendiri agar tidak cepat punah," katanya.
 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019