Jember (ANTARA) - Pendiri sekaligus Presiden Jember Fashion Carnival (JFC) Dynand Fariz yang berusia 55 tahun meninggal dunia di Rumah Sakit Jember Klinik pada Rabu pukul 04.00 WIB.

"Mas Dynand Fariz masuk rumah sakit pada Minggu (14/4) sore karena mengeluhkan ada gangguan di saluran pernapasan, namun kondisinya saat itu baik-baik saja dan berangkat sendiri ke rumah sakit," kata keponakan Dynand Fariz, Hamda Arif di rumah duka di Jalan Letjen Suprapto Jember, Jawa Timur.

Ia mengatakan pihak keluarga juga tidak pernah mendengar Dynand mengeluh sakit karena kesibukannya yang cukup padat menjadi staf ahli Menteri Pariwisata dan konsultan karnaval di DKI Jakarta, serta Ketua Asosiasi Karnaval Republik Indonesia (AKARI).

"Sebenarnya kami terkejut saat mendapat kabar mas Dynand Fariz meninggal dunia karena saat di rumah sakit sempat melakukan rapat-rapat kecil untuk persiapan JFC tahun ini," tuturnya.

Selama sakit, lanjut dia, pembicaraan pamannya tidak jauh-jauh dari persiapan JFC ke-18 karena semuanya diminta untuk melakukan persiapan secara optimal untuk menggelar even karnaval tahunan di Kabupaten Jember.

"Meski sakit, mas Dynand selalu melakukan rapat-rapat kecil untuk persiapan pelaksanaan JFC tahun ini dan selalu optimistis akan sembuh," katanya.

Sebelum meninggal, Dynand Fariz meminta kakaknya untuk membersihkan tubuhnya karena ingin terlihat rapi dan bersih, bahkan ingin menyalurkan hak pilihnya ketika ada TPS yang keliling di rumah sakit setempat.

"Mas Dynand masih ingin menyalurkan hak suaranya pada pemilu serentak ini, namun beliau menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Jember Klinik," katanya.

Dynand Fariz merupakan anak ke-8 dari 11 bersaudara dari pasangan almarhum Tirto Sutowo dan Ahyani. Presiden JFC tersebut dimakamkan di tempat pemakaman umum Garahan di Kecamatan Silo karena pihak keluarga ingin memakamkan dekat dengan kedua orang tuanya.

Sementara Wakil Bupati Jember A. Muqit Arief mengatakan Pemerintah Kabupaten Jember kehilangan putra daerah terbaiknya dan almarhum Dynand cukup dekat dengannya karena sama-sama warga Kecamatan Silo.

"Almarhum memiliki talenta yang luar biasa, pekerja keras, telaten dan tidak mudah menyerah. Hal itu dibuktikan bahwa JFC yang mendunia dan merupakan event terbaik ketiga di dunia karnaval," katanya. (*)

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019