Pelaku UMKM dapat dengan mudah bahkan gratis memanfaatkan semua aplikasi berbasis internet
Mataram (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) melatih sebanyak 355 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Provinsi Nusa Tenggara Barat agar dapat memanfaatkan internet sebagai sarana pemasaran produk secara digital.

Kepala Kantor Perwakilan BI NTB Achris Sarwani menjelaskan kegiatan seminar sekaligus pelatihan tersebut dilatarbelakangi perkembangan teknologi informasi dan semakin luasnya jaringan internet dan jumlah pengguna internet terus meningkat dari tahun ke tahun.

Pelatihan tersebut sebagai rangkaian seminar dengan tema "UMKM NTB Go Digital" yang dibuka Wakil Gubernur NTB, Hj Sitti Rohmi Djalilah, bersama Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi NTB Achris Sarwani, Kepala Otoritas Jasa Keuangan NTB Farid Faletehan, dan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) NTB Hj Niken Saptarini Widyawati Zulkiflimansyah di Mataram, Senin.

Achris menyebutkan, pada Juni 2018 tercatat sebanyak 55,1 persen penduduk dunia atau sebanyak 4.208 juta penduduk telah mengakses internet.

Di Indonesia, penetrasi telah mencapai 54,68 persen atau sebesar 143,26 juta jiwa dari seluruh penduduk Indonesia.

Selain itu, perkembangan penetrasi telepon genggam pintar di Indonesia telah mencapai 50,08 persen.

"Kondisi tersebut membawa dampak yang besar terhadap kehidupan sosial manusia. Hampir setiap aktivitas masyarakat dewasa ini didukung oleh akses internet mulai dari chatting, sosial media, search engine, hingga transaksi jual beli," katanya.

Achris mengatakan dengan kondisi tersebut mendorong munculnya berbagai aplikasi atau platform berbasis internet termasuk finansial teknologi, e-commerce maupun marketplace yang menawarkan berbagai pilihan serta dapat mengubah perilaku bertransaksi bagi sebagian masyarakat dari berbelanja secara konvensional menjadi daring (online).

Hal tersebut, menurut dia, juga berpengaruh kepada perkembangan UMKM.

Pelaku UMKM dapat dengan mudah bahkan gratis memanfaatkan semua aplikasi berbasis internet mulai dari sosial media, portal, blog, aplikasi berbagi video, e-commerce maupun online marketplace.

"Berawal dari hal tersebut, kami menginisiasi untuk membuat program pengembangan UMKM berbasis digital yang diawali dengan pelaksanaan seminar yang berlangsung selama dua hari," ujarnya.

Ia mengatakan sebanyak 355 pelaku UMKM yang menjadi peserta merupakan yang lulus kurasi dari 405 UMKM yang mendaftar.

Dari jumlah tersebut, hampir 37 persen peserta memiliki usaha di bidang kuliner dalam kemasan, diikuti oleh usaha bidang kerajinan 18,5 persen, usaha bidang busana 16,5 persen, dan usaha bidang lainnya.

Kegiatan tersebut sebagai bentuk komitmen Bank Indonesia dalam pengembangan ekonomi dan keuangan digital yang diarahkan pada lima area secara end to end, dengan 5P, yaitu permodalan, produk, perdagangan/pemasaran, pembayaran, dan pengantaran/logistik.

Achris berharap Bank Indonesia bersama pihak-pihak terkait dapat terus berkolaborasi dan bersinergi dalam pengembangan UMKM berbasis digital secara end to end.

Hal senada juga disampaikan Niken
Zulkiflimansyah. Ia menyampaikan bahwa pengembangan UMKM berbasis digital memang harus terus ditingkatkan.

"Para pelaku UMKM juga diharapkan mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi sehingga mampu mendukung pencapaian NTB maju, gemilang, dan baldatun thayyibatun warabbun ghofur," katanya.

Baca juga: Kemenkop terapkan strategi pemulihan UMKM pasca-bencana di NTB dan Sulteng

Pewarta: Awaludin
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019