"Kami menemukan sebagian besar investor strategis mungkin ingin meningkatkan kepemilikan mereka lebih besar," kata Kuwaiz.
Riyadh (ANTARA) - Otoritas Pasar Modal (CMA) Arab Saudi sedang mempertimbangkan untuk melonggarkan batas 49 persen kepemilikan investor strategis asing atas saham-saham perusahaan tercatat karena meningkatnya permintaan, kata ketua CMA, Kamis.

Investor asing saat ini memiliki 5,5 persen dari ekuitas Saudi, tetapi itu bisa naik hampir dua kali lipat pada akhir 2020, Mohammed El Kuwaiz, Ketua Otoritas Pasar Modal (CMA) Arab Saudi, mengatakan dalam sebuah wawancara di sela-sela konferensi keuangan di Riyadh.

"Kami menemukan sebagian besar investor strategis mungkin ingin meningkatkan kepemilikan mereka lebih besar," kata Kuwaiz.

Kerajaan telah memperkenalkan reformasi besar-besaran dalam beberapa tahun terakhir, memenangi dukungan dari penyusun indeks internasional MSCI dan FTSE Russell karena berusaha memposisikan bursa sebagai pusat pasar modal internasional.

Saham-saham lokal dimasukkan ke dalam indeks emerging-market FTSE pada Maret dan akan bergabung dengan acuan emerging-market MSCI akhir tahun ini.

Penjualan saham yang akan datang pada operator pusat perbelanjaan Arabian Centres Company, yang dimiliki oleh Fawaz Alhokair Group, akan menjadi penawaran pertama di kerajaan tersebut berdasarkan Peraturan 144a, yang memungkinkan penjualan sekuritas terutama untuk pembeli institusi berkualifikasi di Amerika Serikat.

Pasar saham Saudi adalah bursa efek terbesar di Timur Tengah dan telah mengalami peningkatan aliran dana asing sejak awal tahun karena dimasukkannya dalam indeks-indeks emerging-market.

Tadawul All-Share Index negara ini naik lebih dari 18 persen sepanjang tahun ini, salah satu yang berkinerja terbaik di kawasan ini.

Setidaknya enam perusahaan Teluk telah menyatakan minatnya dalam pencatatan saham di bursa Saudi, yang akan merilis prosedur terperinci dalam dua minggu ke depan, kepala eksekutif bursa mengatakan kepada Reuters selama forum keuangan pada Kamis.

"Kami memiliki setidaknya satu hingga dua perusahaan yang sudah dalam tahap persiapan sangat baik untuk mengirimkan file mereka," kata Khalid Al Hussan pada konferensi tersebut.

Bursa ini akan meluncurkan indeks kontrak berjangka pertama negara itu pada semester kedua tahun ini, tambah Hussan, yang memungkinkan investor untuk melihat arah indeks tanpa harus membeli saham individu.

Pada Kamis CMA, bursa negara ini dan Kantor Manajemen Utang (DMO) mengumumkan pengurangan biaya dan komisi untuk mendorong perdagangan surat utang di pasar sekunder.

Tiga entitas mengatakan komisi perdagangan untuk Tadawul dan CMA telah dikurangi, sementara biaya untuk penawaran baru dan biaya registrasi tahunan untuk emiten juga dikurangi.

DMO juga mengurangi nilai nominal sukuk yang diterbitkan pemerintah, atau obligasi syariah, dari satu juta riyal Saudi (266.666,67 dolar AS) menjadi seribu riyal, menandakan upaya pemerintah lebih lanjut untuk memfasilitasi akses ke pasar obligasi bagi investor ritel.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019