Yogyakarta (ANTARA) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat satu kali guguran lava pijar keluar dari Gunung Merapi dengan jarak luncur 650 meter ke arah Kali Gendol.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui pernyataan resminya di Yogyakarta, Kamis (9/5), menyatakan satu kali guguran lava itu terpantau berdasarkan periode pengamatan melalui CCTV sejak Rabu (8/5) pukul 18:00 WIB sampai Kamis (9/5) pukul 06:00 WIB.

Sementara itu, berdasarkan pengamatan pada Kamis pukul 00:00-06:00 WIB, BPPTKG mencatat sejumlah kegempaan di antaranya satu kali gempa guguran dengan amplitudo 3 meter yang berlangsung selama 45.88 detik dan satu kali frekuensi rendah dengan amplitudo 2 mm selama 10.28 detik.

Pada periode itu, asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 50 meter di atas puncak kawah.

Cuaca di gunung teraktif di Indonesia itu cerah dan berawan. Angin bertiup lemah ke arah barat, dengan suhu udara 14.5-20.1 derajat celcius, kelembaban udara 57-83 persen, dan tekanan udara 627.4-708 mmHg.

Hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada, dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.

BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 km dari puncak Gunung Merapi.

Sehubungan dengan kejadian guguran awan panas dengan jarak luncurnya semakin jauh, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur kali Gendol meningkatkan kewaspadaan.

Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi, media sosial BPPTKG atau ke kantor BPPTKG.

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019