Presiden Jokowi memprogramkan pemindahan ibu kota negara secara bertahap selama lima tahun ke depan."
Jakarta (ANTARA) - Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany memuji langkah Presiden Joko Widodo yang berani mengeksekusi gagasan pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke luar Pulau Jawa.

"Jakarta sebagai ibu kota negara, bebannya sangat berat. Kalau ibu kota negara dipindahkan dari Jakarta ke Kalimantan, maka beban Jakarta akan berkurang banyak," kata Tsamara Amany di Media Center Cemara, Menteng, Jakarta, Selasa.

Menurut Tsamara, beban kota Jakarta antara lain, arus lalu lintas yang sangat padat sehingga terjadi kemacetan di banyak lokasi, terutama pada pagi dan sore hari. Penduduk Jakarta juga sangat padat, apalagi pada pagi hingga sore hari, karena penduduk dari wilayah sekitar seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, datang ke Jakarta. "Persoalan lainnya, adalah banjir pada musim hujan," katanya.

Kalau ibu kota negara dipindah dan konsekuensinya sejumlah birokrat beserta keluarganya ikut pindah, maka penduduk Jakarta akan berkurang. "Konsekuensinya ruang terbuka hijau akan semakin banyak di Jakarta," katanya.

Hal lain yang menjadi sorotan Tsamara, ketimpangan sosial di Jakarta saat ini sangat tinggi, banyak orang kaya dan banyak juga orang miskin. "Bahkan, ada orang yang tidak memiliki rumah dan menjadi gelandangan di Jakarta," katanya.

Kalau ibu kota negara dipindah dari Jakarta ke daerah lain, Tsamara berharap ketimpangan sosial juga akan berkurang dan kehidupan masyarakat lebih kondusif.

Sementara itu, Politisi Partai Nasdem, Lathifa Al Anshori juga mendukung gagasan Presiden Joko Widodo yang akan memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke daerah lain.

Menurut dia, pemindahan ibu kota negara itu harus dilakukan secara komprehensif, karena itu proses pemindahannya tidak selesai hanya dalam setahun. "Presiden Jokowi memprogramkan pemindahan ibu kota negara secara bertahap selama lima tahun ke depan," katanya.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019