Medan (ANTARA) - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Utara meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melindungi satwa langka yang ada di Taman Nasional Gunung Leuser di Kabupaten Langkat dari dampak alih fungsi kawasan hutan menjadi lahan perkebunan.

"Kawasan hutan Taman Nasional Gunung Leuser Langkat harus diselamatkan dari kerusakan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," kata Direktur Eksekutif Walhi Sumatera Utara Dana Prima Tarigan di Medan, Rabu.

Pemerintah, ia mengatakan, harus melindungi Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Langkat dari alih fungsi lahan menjadi perkebunan yang mengancam kelestarian habitat satwa langka seperti orang utan, harimau sumatera, beruang, dan tapir.

"Pemerintah dapat bekerja sama dengan Polda Sumut dan Polres Langkat untuk menertibkan penggarap liar yang menguasai sebahagian lahan TNGL," katanya.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebelumnya telah menebangi ratusan pohon kelapa sawit dan karet yang berada di areal Taman TNGL di Kabupaten Langkat, termasuk di Desa Sekoci Kecamatan Besitang dan Desa Timbang Lawan Kecamatan Bahorok.

Kepada para penggarap lahan yang tanamannya ditebang, pemerintah menawarkan kerja sama pengelolaan hutan penyangga di sekitar TNGL dengan syarat harus menanam tanaman hutan seperti durian, jengkol, mahoni atau tanaman buah berkayu besar.

Baca juga:
Perambahan hutan mengancam Taman Nasional Gunung Leuser
FKL temukan 4.542 jerat satwa liar di Leuser

 

Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019